Mohon tunggu...
Tigor Agustinus Simanjuntak
Tigor Agustinus Simanjuntak Mohon Tunggu... Staff Admin -

Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kritik Membangun untuk Pemilik KutakKatik Art & Craft

26 September 2012   17:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:38 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada dasarnya saya mengikuti kegiatan get urbanized VI yang bekerjasama dengan kompasiana ini hanya ingin mengetahui tempat / kegiatan usaha KutakKatik Art & Craft ini seperti apa  dan bagaimana prinsip kerjanya. Karena menurut arti kata dari kutak-katik artinya atau dapat diartikan dapat dibongkar pasang sebuah benda dengan menambahkan sedikit aksesoris untuk menambah fungsi / kegunaan pada benda tersebut atau membuat semakin jelek / pemborosan. Jika dipadu padankan dengan kata art ataupun craft akan membuat menjadi tidak bermakna sebab art dan craft itu adalah seni yang mengedepankan keindahan dan kesempurnaan. Jadi jika seni dan kerajinan tangan dikutak-katik sangatlah membutuhkan keahlian khusus untuk melakukannya. Kutak-katik terhadap benda tidak memerlukan keahlian tertentu sebab ada dua kemungkinan yaitu benda tersebut semakin bagus atau semakin rusak.

Yang ingin saya tekankan disini pertama adalah lokasi dimana kegiatan kutak-katik art & craft ini berada pada perumahan elit di daerah pondok indah dimana didaerah tersebut "dilarang" untuk membuat tempat usaha seperti yang pernah saya lihat ada papan pemberitahuan bahwa Rumah tinggal bukanlah tempat usaha. Yang kedua adalah tempat usaha tersebut jika sekilas dari luar tidak kelihatan bahwa ada sebuah usaha didalamnya dikarenakan tidak tertera nama usaha "KUTAKKATIK ART & CRAFT" sehingga saya sempat kebingungan juga mencari tempat tersebut. Jika bukan berbekal pemberitahuan dari pengelola kompasiana tentang alamat tersebut kemungkinan tidak ditemukan, sebagai contoh saya melihat sekilas perwakilan dari kompasiana berjenis kelamin perempuan sempat bertanya pada penjual rokok di jalan masuk komplek perumahan tersebut.

Yang ketiga adalah pemilik usaha tersebut berbusana seperti di rumah pribadi dimana memakai busana yang minim sedangkan yang saya perhatikan yang datang / pesertanya adalah para ibu-ibu sebahagian besar menutup auratnya sedangkan lelaki dewasa saya, Achmad Siddik dan photografer. Yang keempat adalah para peserta sangat minim informasi tentang kegiatan usaha tersebut selain untuk anak-anak dan bahannya dari daur ulang. Tidak seperti get urbanized sebelumnya yang saya ikuti yaitu di d'marco disana kita dapat bertanya - tanya pada saat pemiliknya menerangkan / memberitahukan tentang kegiatan usaha tersebut sedangkan di kutakkatik art & craft penjelasan tersebut sepertinya tidak diberikan kesempatan untuk bertanya.

Yang kelima adalah tentang bahan - bahan kutak-katik saya perkirakan 60% adalah yang harus dibeli bukan dibuat (craft) contohnya origami / kertas berwarna, lem, pernak-pernik seperti tusuk gigi, manik-manik dan lainnya. Selain itu bahan-bahan tersebut tidak disebutkan berasal darimana dan apakah sudah terjamin tidak membahayakan peserta yang ditargetkan adalah anak-anak dimana keingintahuan anak-anak sungguh besar sehingga mungkin saja bahan tersebut dipotong / dibuka tutup kemasannya ataupun dimasukkan jarinya ke dalam bahan tersebut. Untuk bahan lem untuk anak-anak saya rasa kurang aman kenapa??? Sebab saya duga lem tersebut tidaklah bersifat alami atau bisa dikatakan mengandung bahan kimia, berbeda jika kita buat sendiri lem tersebut dari tepung kanji akan sangat aman untuk anak-anak bila tidak sengaja memasukkan tangannya ke mulut atau ke telinga atau ke hidung bahkan jika terkena ke mata.

Selain hal itu saya menyarankan agar penggunaan kertas berwarna / origami dapat diganti menjadi kardus / koran bekas yang sebelumnya telah diseleksi / dibersihkan dari bahaya yang dapat menimbulkan luka / infeksi terhadap anak-anak seperti paku atau paper clip, dan lainnya. Untuk itu diharapkan pemilik usaha kutak-katik art dapat memahami koreksi untuk bertumbuh ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun