Sekali lagi, Lionel Messi selamatkan Barca dari kekalahan. Kali ini melawan Valencia pada Minggu dini hari (3/2) di Camp Nou. Ketinggalan dua gol terlebih dahulu, dengan sihir Messi Barca menyamakan kedudukan. Di babak pertama lewat tendangan 12 pas, dan di babak kedua lewat tendangan jarak jauh di luar kotak penalti yang tidak dapat dihalau Neto.
Bukan kali ini saja Messi menyelamatkan Barcelona, entah berapa kali dalam musim ini ia menjadi Messiah bagi timnya. Bahkan Messi sudah menjadi inspirator La Blaugrana sejak partai pembuka La Liga musim ini ketika menghadapi Deportivo Alaves, dimana Barca mengalami kebuntuan selama satu jam pertandingan berjalan sebelum ia memecah kebuntuan timnya lewat tendangan bebas.Â
Beberapa kali ia dicadangkan oleh Ernesto Valverde sebagai bagian dari siasat rotasi namun seringkali pula ia harus masuk pada waktu genting untuk menjadi dewa penyelamat, lewat gol maupun assistnya. Barca seakan begitu bergantung pada sentuhan Messi, meskipun Suarez sempat membantah hal itu dan mengatakan bahwa tanggung jawab untuk memenangkan pertandingan mampu diemban semua pemain tanpa Messi sekalipun.
Sekilas, pledoi dari Suarez memang benar. Barca masih kokoh di puncak klasemen La Liga. Melangkah jauh dengan mencapai semifinal Piala Raja dan masih baik-baik saja di Liga Champions. Tanpa Messi di El Clasico jilid satu musim ini pun mereka menang besar. Semua capaian itu seakan menutupi MessiDependencia akut yang nyata terjadi sekarang.
Tak bisa dipungkiri memang Messi layaknya Einstein seperti kata Fabio Capello. Kejeniusannya pasti akan membuat tim dimana ia bermain akan menggantungkan seluruhnya kepada Messi. Tak sekedar mencetak gol, meliuk-liuk melewati lawan untuk memberi assist, Messi lebih dari sekedar apa yang bisa pemain hebat lakukan. Ia bisa membuka ruang untuk kawan, berperan sebagai pemain tiga perempat hingga mengawali serangan dari bawah.
Tapi, Barcelona adalah klub besar. Dan tentu haram bagi salah satu klub terbaik dunia untuk bergantung kepada seorang pemain. Klub terbaik haruslah bermain sebagai tim terbaik, bukan begantung kepada satu atau dua pemain terbaiknya.
Bisa jadi strategi Valverde semakin memperparah MessiDependencia. Ia "sedikit" mengubah gaya bermain Barca menjadi lebih efektif sekarang meskipun menuai kritik dari banyak kalangan terutama karena identitas Barca yang selalu mengutamakan permainan indah selain mengincar kemenangan.Â
Di bawah mantan pelatih Athletic Bilbao itu tak jarang Barca bermain lebih dalam untuk mengamankan kemenangan. Los Cules pun tak segan mengandalkan skema serangan balik dan situasi set piece.Â
Ditambah lagi kondisi tim semenjak ditinggal Xavi dan Iniesta yang kekurangan stok pemain kreatif. Rakitic dan Arthur masih belum mampu mengemban tugas sebagai metronome tim. Alhasil beban Messi bertambah tak hanya bertugas mencetak gol, namun juga menjadi dirigen permainan.
Obat terbaik untuk Barcelona sekarang sebenarnya ada pada diri Coutinho. Kemampuan dan kreativitasnya begitu mumpuni. Sayang, dia kurang berkembang dibawah Valverde. Selain karena cedera yang seringkali menghambat, juga taktik yang diusung Valverde membuat potensinya tertahan. Padahal, andai Valverde lebih berani mengembalikan tiki-taka nya Barca, bermain begitu ofensif, menerapkan pertahanan garis tinggi, dan memainkan lebih banyak gelandang serang ketimbang gelandang bertahan dan tipikal pekerja keras, tentu akan lebih maksimal peran dari Coutinho. Perlu dicatat bahwa Coutinho memang cepat, namun dia sendiri mengaku tak suka jika ditempatkan sebagai penyerang sayap. Ia lebih suka bermain di dekat kotak penalti dengan posisi dan peran yang lebih fleksibel. Ini terbukti ketika ia bermain untuk Liverpool dimana dirinya mencatatkan penampilan luar biasa ketika bermain sebagai free-role.
Ousmane Dembele juga bisa menjadi opsi alternatif. Dengan skill dan kecepatannya yang bisa dimanfaatkan untuk mengobrak-abrik pertahanan lawan. Dia sekarang sering mendapat tempat dalam tim utama mendampingi Suarez di lini depan. Memang Dembele beda jauh dengan Messi, tidak terlalu kreatif dan tajam. Namun Dembele jika diberi tandem yang cocok di sayap kanan bisa menjadi opsi serangan mumpuni, untuk memindahkan beban Messi di tengah ke sisi sayap kanan serangan Barca. Andai Dani Alves masih di sana, bisa jadi Dembele akan lebih gacor daripada sekarang.