Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Kita (2)

10 Januari 2015   19:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:25 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14208683381997017057

vi. Tentang ketinggian Asmara ;

Pupus naluri menatap sebab

Menua ketakutan akan akibat

Sepi penghambaan, lebur jati diri

Lorong yang tak lagi berwarna

Bukan takut ditinggal

Tidak lagi jenuh berlama-lama mengkuliti diskusi

Dewi asmara menabur senyum atas segala hentakan

Tersipu kala melihat derai tangis yang berkejaran dengan waktu

Melipat senja bagi hati-hati yang membuka ruang untuk meluka

Karena ketinggian rasa

Oleh pengertian hasrat setia

Dari picu kedalaman tafsir juwita

Luruh, purna segala keabadian benci

Walau keniscayaan luka, menggenang di pintu langkah

vii. Tentang guyuran Duga ;

Aku tetap di sini

Terpaku atas nama flamboyan putih

Yang menggugurkan dedaunan demi lestari marwah

Bisikan mengguyur jejak-jejak lamunan

Menemani rentetan kisah

Aku,

Sebut, kala hina segala duga

viii. Tentang Kita ;

Inilah fase terberat dari renungan

Antara membagi gairah dengan kepastian

Tentang kita, buritan panjang

Tentang catatan memeluk jiwa

Inilah bisu tanpa kelu

Remasan pusaran atas waktu merajut wajah

Jauh menusuk diri, seganas asmara menerkam jiwa

Tentang kita, tentang asmara

Kasih yang jatuh oleh ketinggian hati

Jatuh oleh pelukan abadi

Tergolek di kaki-kaki sebab

Terbawa jauh mengarungi lamunan gersang

Tentang asmara, kita

Yang tak akan pernah mampu terjamah rindu dan amarah

Kertonegoro, 10 Januari 2015

Ilustrasi :muharikdakwah.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun