Kebenaran? Jangan mempertanyakan itu di menit-menit akhir usia bumi ini. Satu isyu saja bisa menjadi dua dilema. Memperindag jelas menengarai ada mavia beras, dalam hitungan waktu tak begitu lama telah ditepis oleh Wakil Presiden. Apa yang akan kita genggam membaca dua kenyataan yang bias ini? Yang pasti, masalah tidak selesai!
Bagi yang menyimak dan menikmati artikel hebohnya Pepih Nugraha (kang Pepih) tidak lagi menjadi khazanah untuk memperpanjang pendalaman diri menatap fenomena. Terputus pada dua sisi pembenaran yang dirangkul erat-erat oleh yang meyakini. Menjadi ironi atas “kemuliaan arti penulis” ketika hujatan personal maupun intra personal menggerayangi perdebatan nilai yang tersirat dari tulisan itu.
Belum lagi pertikaian pendapat head to head sesama penulis, sesama pengamat, sesama ahli, sesama pembaca. Yang tampak adalah berebut nila dari susu kebermaknaan khazanah, bukan berebut susu untuk menafikan nila-nila.
Agresifnya pertempuran kebenaran ini bukanlah hal yang aneh. Kelaziman kepentingan telah memporak-porandakan dedikasi “membaca”. Tumbal sejarah akan semakin bergelimpangan, karena mata hati telah terpejam sebelum mendulang.Meraba tidak lagi menjadi keharusan. Beban keberpihakan lebih menyeruak dari pada membagi beban. Kematian visilah akhirnya. Kebuntuan solusi lah muaranya. Waktu akan tenggelam dengan sendirinya oleh kesempatan memoles khazanah hikmah keilmuwan.
Hello! Tidaklah heran ketika awam kelas bawah menggelepar menaiki harga-harga, para punggawa negeri berebut mencari salah. Tidak pula heran, berita-berita akan tenggelam bersama semakin temaramnya warna keberpihakan.
Hello! Jadilah opini “angket” sepi tanpa kabar berita, hanya satu dua. Karena imajinasi sedang sibuk melambungkan bidikan untuk mencari celah pembenaran. Padahal, keduanya perlu diselamatkan dari jurang fitnah.
Selamat menimbun diri, terlena dalam keberpihakan...
Kertonegoro, 26 Februari 2015
Ilustrasi : www.jakartasatu.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H