Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Difitnah – Memfitnah, Enak Mana?

26 Juni 2015   23:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   23:08 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Ilustrasi 1 :
Menjadi budaya di daerah saya yang mayoritas perempuannya adalah pekerja di gudang tembakau, yaitu, hadir untuk bowo atau mbecek atau koleman sore-sore usai bekerja kepada teman sesama pekerja yang punya hajat sesuatu. Uniknya, besoknya sering kali (tidak semua) akan menjadi berbincangan di tempat kerja. Baik perbincangan yang bernada baik (apalagi) yang jelek (jika ada).

Ilustrasi 2 :
Ada teman FB yang berkomentar panjang tentang kejadian di kantornya perihal beberapa debt colector kartu kredit yang mendatangi salah satu rekan kerjanya. Bermacam ilustrasi yang digambarkan dalam komennya.

Ilustrasi 3 :
Ketika musim tahun ajaran baru, bukan hal yang aneh jika menjadi potensi “saling membaca posisi” sesama teman. Lahirlah praduga-praduga yang semua dalam kondisi “masih mungkin”. Bahkan pernah, gegara parahnya gejala membaca posisi ini adakalanya sampai ketika ada KS atau seorang teman yang mutasi ada sebagian yang lain mengadakan syukuran!

Tiga ilustrasi yang sebagian atau semua pembaca pernah melihatnya, atau terlibat di dalamnya atau sedang dalam masa merasakan...

Lebih enak yang mana?

Jelas yang diguncingkan dan yang menggunjingkan dalam kondisi tersentuh hatinya, membutuhkan energi ekstra, plus sibuk membagi hentakan.

Simpulannya : “Ketika sibuk mengkuliti jatah orang, jatah diri sendiri akan menangis sendirian...”.

Untuk menghindari pergunjingan (difitnah dan memfitnah), 30 tahun lalu guru ngaji saya pernah memberikan bekal bacaan ke saya, yaitu : Istiqomahkan membaca surat Al-Kautsar menjelang mahgrib... (Wallahu ‘alam bisshawab)

Setidaknya, salah satu faedah dari surah ini adalah (insyaAllah) Allah swt. akan memberikan bantuan kepada mereka-mereka atas kedholiman yang menimpanya.

Setidaknya pula, ini adalah surah dari al-Qur’an al-Karim yang terpendek tetapi disifatkan sebagai surah penghibur bagi nabi Muhammad saw. Ketika beliau bersedih atas kematian 2 orang yang dikasihinya, yaitu anak lelakinya Ibrahim dan bapak saudaranya Abu Thalib. Ada apa dengan kematian kedua beliau yang dikasihi Roshulullah itu...? Saya yakin pembaca semua sudah mengetahuinya, salah satunya berkaitan dengan “fitnah”... (link literatur : http://lintas-aceh.blogspot.com/…/rahasia-dibalik-surah-al-…)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun