Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Demokrasi Gawan Bayi

30 Desember 2015   11:55 Diperbarui: 30 Desember 2015   11:55 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(puisi akhmad fauzi)

 

*Aku Mung biso nyawang wae, ndeleng polah kepradah saka jeroning manah. Lucu, ora saru! Nanging mbok yo ojo seru-seru.

 

Salah, jika brutus adalah fenomena
Jauh sebelum bumi ini dihuni
Telah menyubur, sesak sembunyi
Kalah, beralih generasi

Salah, jika ini tentang kuasa
Berderet-deret dinasti toh tetap menggunung juga
Tumpukan kue jiwa-jiwa serakah
Hidup semakin hampa

Salah, salah, salah
Ini bukan tuntutan untuk harakiri
Atau membiarkan agar mati sendiri
Percuma! toh mati bukan satu makna yang sama

Ini, kosmis kesejatian rasa menatap sejarah ke muka
Muka ketakutan atas jeda kuasa
Kuasa mengatur, kuasa ngelantur, kuasa menguasai
Mengusai sejengka langkah, tanah gundah, segelintir mata 
Mata jiwa papa jurang kerinduan
Rindu, karena hati ditinggal sendiri

Salah jika harus saling melempar salah
Demokrasi akan semakin berlari

Ini gawan bayi
Bukan demokrasi

 

Kertonegoro, 30 Desember 2015
Salam,

Akhmad Fauzi

 

ilustrasi diambil di Pura Ulu Watu, tidak terkait dengan isi puisi (sudah meminta ijin pada yang bersangkutan. Kepada beliau disampaikan terima kasih)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun