Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Napas Merdekaku

17 Agustus 2020   11:13 Diperbarui: 17 Agustus 2020   11:40 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak! Kemerdekaan tiada akan merintih!
Jangan pernah melihat kemerdekaan di antara lorong-lorong istana
Sebab kemerdekaan adalah hak wajah manusia
Nafas merdekaku,
negeriku yang tahu

Tidak! Kemerdekaan tiada akan menyepi
Jangan pernah menampik wajah merdeka manusia-manusia kalah
Sebab, kemerdekaan untuk direnungkan
bukan untuk dipestakan
Nafas merdekaku,
sufi negeriku

Tidak!
Kemerdekaan bukan bagi para penguasa
Tapi bagi mereka yang berjiwa perkasa
Sebab kemerdekaan
adalah kekhataman mengalahkan nafas sejarah
Nafas merdekaku
menimang air mata negeriku

Tidak!
Kemerdekaan bukan sejumput kemenangan
Jangan pernah mengibarkan bendera sok hebat
selama ada yang masih sekarat!
Sebab, kemerdekaan adalah sejarah manusia
Nafas merdekaku
Secuil dari catatan cinta, negeriku

Kertonegoro, 17 Agustus 2020
Salam,

Akhmad Fauzi

foto arsip pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun