Lihat mentari pagi
Lelah sisa senja, membakar
asam hati malam gulita
Embun berasap
Air mencoba sembunyikan riak, tapi
ruang batin terlanjur hingar
Lihat, mentari pagi
Serpihan kaca menggurat lukisan frasa
Sepuh waktu, membakar
kutil langkah sepasang kaki tua
Angin membisu!
Basah daun meminta tengadah, raut telaga
Tetapi, bayang syahdu telah melupa
Lihat mentari, pagi
Mendengar seruling sayap kupu-kupu, menghempas
luruh syahwat membaca savana
Membakar kaki bukit, jejak waktu
ditinggal sang perindu
Kuyub sendi-sendi ilusi
Memimpi malam yang sepi
Lihat mentari pagi
Sepagi kemarin ketika butiran air menyentuh
tanah luka sang pujangga
Tapi hakekat membakar abjad!
Tersisa selarik lagu lama
Deras air mata langit membanjiri pelangi
Pagi, mentari terlihat
senja
Kertonegoro, 29 Juli 2020
Salam,
Akhmad Fauzi
Foto arsip pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H