Engkau memberiku tangis dengan senyum
Aku memberimu senyum dengan tangis
Syahdu nian teatrikal bumi,
menabur kepincangan
Aku mendoamu dengan derita
Engkau merayuku dengan sejuta kira-kira
Tenang langit bumi,
dalam tertawaÂ
Aku tiada kamu,
Engkau tiada aku
Lelucon,
yang sedang jadi adegan dramaÂ
Engkau, bercerita berbatu-batu
Aku, adalah batu itu
Cerita,
semakin dalam gelombang rekayasaÂ
Engkau, berwajah sayu
Aku, tidak bisa lagi lugu
Sejuta wajah
engkau yang mengakuÂ
Kertonegoro, 12 Juli 2020
Salam,
Akhmad Fauzi
Foto arsip pribadi. Sosok yang dipertemukan Tuhan dengan saya di tengah hingarnya kota. Syukurlah, ia berkenan untuk aku arsipkan dalam kenang. "Silahkan Mas posting saya, dengan puisi milik Mas yang ada", begitu katanya. Lalu, ia kembali menyisir depa-depa kota mencari barang usang yang bisa dibawa. (Malang, Pebruari 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H