YUYUN (www.radarpatpetulainews.com)
Optimis 3
KLU Hari Ini
#HPN
Benarkah pemerkosa dan pembunuh #BersamaYUYUN tertawa, tanpa ekspresi penyeslan? Jika iya, hukuman apapun tidak akan ada fungsinya.
Sama dengan ketika kita melihat PEMBANTAIAN Aleppo, Syria atau pengeboman di Belgia. KETIDAKBERANIAN kita untuk memanggil rasa peka, empati, dan geram, menanda kualitas kita mendekati 12 pemerkosa itu walau bukan kita aktornya.
Samakah dengan jika kita juga merasa membenarkan sebuah penyimpangan atas sesuatu HANYA karena egosentra, keberpihakan, dan euphoria pemujaan terhadap sesuatu?
Jika iya, jika toh kadarnya lebih rendah, setidaknya telah terlalu berani kita untuk menanamkan bibit TEGA dalam hati. Sangat besar potensinya untuk bisa menyusul derajat kualitas pemerkosa #BersmaYUYUN itu.
Bayangkan, anak sesuai SMA dengan berbekal KEBIASAAN MABOK, berani melakukan dua kejahatan sadis sekaligus, memperkosa dan membunuh. Sebuah kejahatan puncak bagi tingkatan keberanian melawan hukum. Baik hukum negara maupun hukum agama.
Hanya dengan berbekal KEBIASAAN MABOK!
Benar KPAI jika peristiwa ini menambah daftar panjang kejahatan pada anak. Kejahatan pada anak mengandung banyak anasir. Mulai dari ketegaan tingkat tinggi, kebancian nyata karena korban adalah manusia (masih) lemah, pun juga membunuh individu yang menjadi potensi punggawa negeri, nantinya.
Hanya mereka yang setara dengan pelakulah yang menganggap peristiwa ini tidak semenarik jika ia harus menjaga wibawa pujaannya.
Kejahatan anak, anak terjahati, masa depan terdholimi, wajah negeri tak lebih dari hamparan duri-duri.