Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peringkat Indonesia

19 April 2016   16:59 Diperbarui: 19 April 2016   17:09 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="membaca (Ilustrasi gambar : mi-tlogomojo.blogspot.com)"][/caption]KLU Hari Ini

Sudahkah kita prihatin dengan kabar jika Indonesia peringkat kedua dari belakang tentang animo membaca?

Jika saya posting berita ini, apakah saya akan dicap sebagai "pembenci"?

Asal tahu saja Indonesia lebih baik dari Malaysia, bahkan Singapura, tetapi dari sisi pembangunan infrastruktur fasilitas membaca.

Yah, perpustakaan gencar dibangun. Di sekolah-sekolah, di tempat publik, di desa, di kota, bahkan di kawasan megah gedung DPR. Tetapi, kosong pengunjung.

Betul puisi cak Nun, "Inilah Indonesia".

Artinya, lipstik ditebalkan, pinggul digoyang-goyang, berita dipoles-poles, figur-figur yang disuka dipuja-puja, opini diputer-puter, hipokrasi dibudayakan.

Benar survey kecil-kecilan saya. Dari 35 siswa yang ada hanya 3-5 anak yang suka membaca. Hanya dua orang tua yang diakui oleh siswa, putranya, suka membaca. Uniknya, yang satu suka baca koran, satunya lagi cukup rajin membaca brosur-brosur pertanian. Nah

Masihkah kita bangga dengan gaya memuja dan mencerca?

Ah, itulah Indonesia. Malu-malu untuk berkata yang baku. Ribut tertawa dalam pengelabuan.

Salam Indonesia jernih, teduh, religius.
Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun