(puisi akhmad fauzi)
Sekelebat, aku merasakan bau sosok tercinta
Tanpa bicara, pengap aurora!
Sekelebat sosok itu menjauh
Wangi kasih tumbuh berlabuh
Sekelebat mata mencuri tatap
Senyum hanyalah liris ratap
Sekelebat terdengar tawa renyah
Luka! Terbawa bunga-bunga asmara
Sekelebat janji menutup mata
Aku cekik untuk dilupa
...
Menerima, pasrah
Sekelebat raut kasih
Rupa dewi kahyangan
“Sekelebat, melintas sosok tercinta. Sekelebat menghilang! Terbawa kasih rindu benci pilu sayang. Menghilanglah, asal jangan engkau paksa aku melupa!”
Telunjuk menatap awan, berharap halilintar menyambar kisah yang semakin hampa. Hangus menjadi santapan tawa mata-mata hawa. Membeku! Kristal-kristal waktu bersimpuh mencium jemari kaki Dewi. Kahyangan, taman nirwana menggugah beku asmara…
Menutup lamunan
Tabir gelisah sepanjang jaman
…..
Kertonegoro, 16 April 2015
Ilustrasi : almiyasafitri.wordpress.com