Kemana titik-titik pusaran itu
Jejak-jejak itu belum hilang
Selarik kepastian
Meniti kesefahaman
Seluas waktu menata makna
Memilih diksi dan fatamorgana
Kemana benih-benih gairah yang kemarin menari-nari di taman hati
Memetik bunga, mengejar kupu-kupu, melompat bersama kelinci senja
Lelah kegairahan itu masih menyisakan peluh di malam-malam yang ada
Lirih membuai menyibak harap dan separuh tanda remang-remang fantasi jiwa
Lelap, setelah mencari jawab, tanya-tanya sepanjang derai tawa berlukis binar mata
Kemana hari akan mencari cinta
Yang menggelantung diufuk ketidak pastian ini!
Terjilat-jilat ketakutan akan musnahnya pusaran rasa
Bola salju tanda menukiknya kegersangan
Menggerus lirikan harap
Seharian tanpa ucap
Engkau tiup seruling, lentik jemari mempermainkan ketidak pastian ini
Senyum itu masih tergambar bulatan sayang yang telah engkau perkenalkan
lewat pori-pori kesefahaman, lewat rumitnya jalan kerinduan, lewat kaki-kaki bukit
Coretan hentakan untuk memadu agar bersemanyam di relung kesetaraan tanpa lagi bayang
Pusaran itu berputar menelan!
Tanpa bisa dihadang apalagi ditendan