Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Malam Tahun Baru, Antara Empati dan Darurat Narkoba (Plus Bisnis Prostitusi)

2 Januari 2015   06:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:59 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(doa bersama di Makasar)



Senang mendengar kabar batalnya wapres JK yang rencananya akan mengahabiskan akhir tahun di Bali. Empatilah yang menjadi sebab beliau membatalkan acara pesta akhir tahun itu. Memang harus dilakukan, mengingat gerak dan geliat beliau adalah potret “hati” negara. Akan lain ceritanya jika beliau memaksakan diri untuk tetap hadir dan berpesta di di sana. Dikabarkan juga terjadi pembatalan pesta malam tahun baru di tahun 2015 ini.

Dalam rilis METROTVNEWS.COM, tak kurang empat kota besar yang “terpaksa” membatalkan kemeriahan. Di Bandung,sang wali kota membatalkan seremoni kembang api. Di Medan cukup diadakan sederhana, tidak semeriah biasanya. Di Surabaya dan Kota Waringin Barat selam lima hari ini fokus berita berada di sana, tidak sempat lagi mengadakan pesta. Panggung di Kota Waringin Barat malah diubah menjadi tempat do’a bersama. Untuk Aceh, pemerintah setempat sejak mula memang melarang adanya pesta. Dari rilis media online itu pula dikabarkan jika Kupang NTT dan Jayapura meriah. Kota Kupang digoyang artis Yunita Bahar sementara di Jayapura meriah dengan kilauan kembang api.

Dari paparan di atas bisa memberikan banyak analisa. Yang ingin saya sasar adalah nilai empati dan ekses negatif dari malam tahun baru itu sendiri. Memang, semua punya pilihan, singkatnya, monggo saja. Konteks pilihan itu menjadi hak masing-masing, tetapi, peka terhadap kondisi menjadikan hak itu lebih bernilai tinggi.

1.Empati

Siapapun tidak akan bisa membantah jika faktor musibah QZ8501 memang layak untuk mejadi energi utama pengeremen kemeriahan pergantian tahun. Intinya ada pada rasa. Maka menjadi keheranan ketika mendengar Kupang masih sempat digoyang. Padahal kita tahu ada tujuh warganya yang tercatat dalam daftar manives penumpang Air Asia. Kalau alasannya terlanjur teken kontrak dengan berbagai pihak? Bandingkan dengan kerugian yang dialami oleh panitia yang rencananya mendatangkan pak JK. Begitupun dengan kerugian yang di Bandung dan Medan, pun Surabaya dan kota-kota lainnya.

Yang saya gugat adalah empatinya, bukan tradisi apalagi latar belakang agama. Jika toh dalam pesta di Kupang itu ada acara mengheningkan cipta semacam di Jakarta, nilai empati itu tetap terusik. Andai saja pihak pemerintah daerah berani membatalkan acara itu, saya yakin ada nilai lebih yang dirasa. Begitupun dengan kota-kota lain, selayaknya ada pengaturan suasana menatap negeri yang sedang berduka.

Bagaimana dengan Jakarta? Tidak perlu diulas lebih panjang lagi karena pembaca pasti sudah bisa menjabarkan sendiri. Juga, terlalu susah untuk mengkritik ibukota kini, entah mengapa, mungkin memang tidak perlu ada kritikan!

2.Darurat Narkoba

14201277642086842782
14201277642086842782


Belum saya temukan rilis resmi dari penggunaan narkoba di malam tahun baru. Namun bukan berarti narkoba steril di malam tahun baru. DetikNews mengabarkan jika yang terhukum matipun masih mampu membangun bisnisnya di balik penjara. Adalah Beny alias tandy Winardi, terhukum mati kasus narkoba. Terendus jika dia (lewat kedua anaknya) berpindah-pindah tempat dalam membangun pabrik narkoba.

Terlalu mustahil jika jaringan pelaku narkoba ini berdiam diri kala menyambut malam pergantian tahun. Lha wong koki untuk meracik ramuan ekstasinya saja berani mengimport dari hongkong kok. Narkoba, miras, dan prostitusi, tiga serangkai yang sekarang menjadi bisnis yang menjanjikan keuntungan. Dan tahun baru adalah lahan subur untuk memasarkan secara besar-besaran.

Puncak, Bogor, sehari sebelum pergantian tahun telah berdatangan pelancong-pelancong yang sebagian besar untuk memenuhi hasrat syahwat. Dari portal Heibogor.com diperoleh info jika hotel dan penginapan sudah penuh bokingan. Dalam penelusuran portal ini, syahwat yang dijajakan berkedok pemandu lagu di tempat-tempat karaoke, sehari sebelum malam tahun baru, pengunjung karaoke sudah berjubel sesak.

1420127860419537096
1420127860419537096



Semoga gambaran di atas bisa menyakinkan kita jika malam tahun baru menjadi ditargetkan untuk meraup pundi rupiah bagi dua bisnis ini. Tanpa peduli lagi situasi berkabung yang menyelimutinya.

3.Kapitalis Berjaya

Kapitalis adalah keniscayaan, tidak perlu ditakuti maupun dibenci. Bagian pola langkah peradaban untuk menselaraskan diri dalam memenuhi kebutuhan. Ketika saya menulis tentang rentannya agama hilang di negeri ini, salah satu teman memberi komentar jika peran kapitalis cukup besar untuk menggenjet agama, apalagi agama yang menurut mereka (para kapitalis) bisa membahayakan uang yang sedang ia kembangkan.

Masuk akal memang komentar tersebut. Bagi saya, silahkan kapitalis hidup dan memenuhi kehidupannya di bumi pertiwi. Tetapi lakukan dengan pola yang ramah lingkungan, penuh kearifan lokal, bahkan bisa menselaraskan geraknya dengan pola hidup, tradisi, norma, bahkan keyakinan yang ada. Korelasi kapitalis dengan hal-hal yang melangar hukum dan norma akan cukup rentan dengan penolakan, yang akhirnya menjadi beban selama melangkah, bisa jadi berakhir pada kehancuran dan merugi.

Yang berbisnis narkoba, bisa jadi suatu jaringan yang sulit diretas dengan omzet milyaran. Prostitusi memang bisnis yang dicari, tetapi ekses dan geliatnyapun masih terlalu riskan untuk dibesarkan di negeri ini. Begitu juga dengan bisnis minuman keras, baik legal maupun ilegal. Meskipun demikian, adanya fakta ini tidak bisa dikatakan semua kapitalis “haram”.

Dari jabaran ini saya berharap, silahkan saja para kapitalis menggurita di Indonesia, tetapi tolong jauhi bisnis-bisnis yang rentan dengan norma dan agama. Jika ketika memanam modal di luar sebegitu bebasnya, layaklah jika ketika menginjak di Indonesia tersadar kalau memang sudah beda suasana. Istilah kasarnya, anda berani mengeruk keuntungan di bumi ini, tetapi membuta akan kepentingan jiwa konsumennya!

---)***(---

Saya menyadari, mengulas hal ini akan menjadikan saya (dianggap) bak manusia purba. Terlalu pendek pandang, picik visi, bisa jadi pula dianggap tidak mau move on dan sesat pikir. Sementara di malam tahun baru kemarin malam, saya benar-benar dongkol dengan kabupaten saya, Jember. Pasalnya, kabupaten ini pesta tahun baru begitu meriahnya. Empatinya benar-benar sudah hilang!. Dikabarkan juga jika hampir semua hotel di kabupaten saya penuh. Jember malam itu dibanjiri pelancong dari luar kota dan berpesta malam itu di pusat kota. Jangan pernah ada yang mengatakan terserah mereka, lantas mengatakan “monggo saja..., semau gue toh?!”. Yah, karena satu orang warga tetangga kecamatan saya adalah termasuk yang sekarang dicari jasadnya! (TV ONE sempat menyiarkan korban ini dalam breakingnews-nya hari ini)

Yah, mas Bima (semoga Allah SWT. mengampuni dosa-dosanya), warga kec. Mumbulsari, ikut dalam penerbangan pagi itu di pesawat QZ8501. Dan kemarin malam, ribuan kembang api tersulut meriah di kota saya...!

.........
Belasungkawa terbelah!

Sentilan tangis hati melemah!

Peradaban yang dihuni onggokan sampah!

.........

Ada yang histeria di sana

Kita malah menjual belikan suara!

Ada yang sedang berjejal-jejal menahan suara

Kita malah berfoya-foya membeli tangis mereka!

Ada yang sedang menengadah doa di pucuk takdir ajal

Kita malah berseri membagi kemungkinan harumkan nama di

.........

(dari puisi “hilang lagi” – puisi akhmad fauzi)

Empati memang harus diupayakan, bukan hanya di propagandakan

Sakit, dan murah sekali! Teramat disayangkan

Karena dijual hanya untuk semalam

Kertonegoro, 1 Desember 2015

Link terkait :

1.http://news.detik.com/read/2015/01/01/162901/2791917/10/tahukah-anda-satu-keluarga-ini-bangun-pabrik-sabu-dari-balik-penjara?nd772204btr

2.http://www.heibogor.com/detail/7467/Di-Puncak-Bisnis-Prostitusi-Marak-Jelang-Pergantian-Tahun

3.http://news.detik.com/read/2014/12/31/210621/2791507/10/malam-tahun-baru-ahok-jamu-tamu-di-rumah-dinas-gubernur-di-suropati

4.http://news.metrotvnews.com/read/2015/01/01/339505/perayaan-malam-pergantian-tahun-di-tengah-musibah-airasia-qz8501

Ilustrasi :

1.METROTVNEWS.COM

2.detiknews.com

3.Heibogor.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun