Mohon tunggu...
Tiffa P
Tiffa P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tiffa Prastyani

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Strategi Mengatasi Gangguan Konsentrasi Anak di Kelas

2 Desember 2024   08:53 Diperbarui: 2 Desember 2024   09:51 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gangguan konsentrasi pada anak sering menjadi tantangan bagi guru di kelas. Anak yang sulit berkonsentrasi cenderung mudah teralihkan, kesulitan menyelesaikan tugas, dan kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini tidak hanya berdampak pada pencapaian akademik, tetapi juga pada hubungan sosial mereka dengan teman sebaya. Oleh karena itu, guru perlu memahami penyebab gangguan konsentrasi dan menerapkan strategi yang tepat untuk mengatasinya.

Salah satu penyebab utama gangguan konsentrasi adalah lingkungan kelas yang kurang kondusif. Suara bising, pengaturan tempat duduk yang tidak terorganisir, atau materi pembelajaran yang kurang menarik dapat mengganggu fokus siswa. Untuk mengatasinya, guru dapat menciptakan suasana kelas yang tenang, rapi, dan menyenangkan. Penggunaan metode pembelajaran yang interaktif, seperti diskusi kelompok atau permainan edukatif, juga dapat meningkatkan perhatian siswa.

Selain itu, penting bagi guru untuk mengenali kebutuhan individu siswa. Beberapa anak mungkin mengalami gangguan konsentrasi karena faktor internal, seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau stres. Dalam kasus ini, guru perlu bekerja sama dengan orang tua dan konselor sekolah untuk memberikan dukungan khusus.

 Guru juga bisa menggunakan teknik sederhana seperti memberikan jeda singkat di antara pelajaran atau membagi tugas besar menjadi langkah-langkah kecil agar siswa tidak merasa kewalahan.

Mendorong siswa untuk aktif secara fisik juga dapat membantu meningkatkan konsentrasi. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan memperbaiki kemampuan fokus. Guru dapat menyisipkan aktivitas gerak singkat, seperti senam ringan atau permainan sederhana, di tengah proses pembelajaran.

Yang tidak kalah penting adalah memberikan umpan balik positif. Anak yang merasa dihargai atas usahanya, sekecil apa pun, cenderung lebih termotivasi untuk berkonsentrasi. Guru dapat memberikan pujian atau penghargaan kecil sebagai bentuk apresiasi, sehingga anak merasa lebih percaya diri dan bersemangat untuk belajar.

Dengan memahami penyebab dan menerapkan strategi yang tepat, guru dapat membantu siswa mengatasi gangguan konsentrasi. Hal ini tidak hanya meningkatkan efektivitas pembelajaran, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan bermakna bagi anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun