Film berjudul Profile adalah film yang diangkat dari kisah nyata seorang jurnalis yang berusaha melakukan penyamaran untuk mendapatkan informasi penting dari rekruiter teroris ISIS. Film ini rilis tahun 2018. Durasi film ini cukup panjang namun dengan durasi hampir 2 jam itu sama sekali tidak terasa karena alur cerita yang disajikan dan akting pemainnya tidak mengecewakan.Â
Dari film Profile ada sebuah pesan kuat yang aku dapat, bahwa seorang perempuan akan sangat berani melakukan sesuatu yang ia benar-benar dalami atau kerjakan meskipun itu mengorbankan hubungan asmaranya sampai membahayakan nyawa dirinya. Pesan ini terkirim jelas dari sosok pemain perempuan di film tersebut yakni Amy atau Melody yang diperankan oleh Valene Kane. Ia seorang jurnalis yang ingin membuat berita dengan data yang ia langsung peroleh dari rekruiter teroris ISIS dengan melakukan penyamaran sebagai mualaf. Ia menggunakan nama samaran Melody Nelson yang baru mualaf dan menggunakan akun facebook samaran lalu mengikuti akun-akun yang berkaitan dengan ISIS. Tak butuh waktu lama, seorang Bilel yang diperankan oleh Shazad Latif langsung mengirim pesan di inbox. Hingga penyamaran ini kemudian membuat Amy sempat baper oleh Bilel dan melakukan pernikahan via Skype. Tapi keadaan cepat Amy sadari. Di akhir cerita, Amy mampu melawan rasa takutnya akibat ancaman dibunuh oleh Bilel, dan berhasil membantu polisi menangkap para rekruiter tersebut yang sejak lama telah mencari remaja asal Eropa untuk di cuci otaknya berangkat ke Suriah.Â
Dari segi cerita, menurutku film ini mampu menyuguhkan tontonan yang cukup menegangkan namun ada sisi dramatis dan romantis. Selain itu, kita sebagai penonton menjadi mengetahui proses yang sangat rapi dan terencana dari rekruiter ISIS yang sangat mampu mempengaruhi psikologis target yang akan menjadi calon jihadis ISIS. Seorang Bilel adalah rekruiter yang jelas telah sangat mengetahui apa yang ia kerjakan dan benar-benar paham mempermainkan perasaan dan psikis seorang perempuan. Bahkan seorang Amy yang notabene-nya seorang jurnalis yang memiliki karakter tegas dan pintar, dan sudah sangat menyadari bahwa ia berhadapan dengan seorang teroris masih bisa terjebak dengan rayuan Bilel hingga mau melakukan pernikahan via Skype, untungnya Amy cepat menyadari situasi.
Selain penjelasanku diatas, aku sangat tertarik melihat cerita di film ini dari perspektif peran propaganda online.Â
Propaganda online adalah sebuah cara atau komunikasi seseorang atau kelompok menggunakan media online seperti media massa (facebook, skype, youtube dan lain-lain) dengan meng-upload video propaganda yang berisi tujuan politis kepada target, membuat forum chat, dan website-website yang isinya memiliki tujuan mempengaruhi target. Propaganda online ini menjadi masif seiring perkembangan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dan dimanfaatkan oleh berbagai kalangan tak terkecuali teroris yang ingin merekruit calon-calon baru. Ada dua yang terlihat dari cerita di film ini bahwa dengan memanfaatkan propaganda online melalui facebook, para rekruiter teroris mampu membuat narasinya sendiri dan menjangkau lebih luas dan bahkan kalangan anak muda berpendidikan di Eropa.Â
Di akhir tulisan, aku sangat merekomendasikan untuk menonton film ini. Film thriller yang tidak membuat kita menyesal menghabiskan waktu hampir 2 jam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H