"Penyebab pastinya pun saya belum bisa sampaikan. Dari hasil pemeriksaan jantung pas hamil kemarin, saya sudah cek, hasilnya bagus semua, dan njenengan tidak ada riwayat hipertensi. Kemungkinan ini karena kehamilan gemelli (kembar), itu kemungkinan. Memang sulit mencari tau penyebab pastinya". Sambung dokter menjelaskan.
"Kita akan berikan obat-obatan untuk membantu kerja jantungnya agar tidak berat" tutup dokter.
Aku dengan kursi roda dibantu suami kembali ke ruang ICU dan selama dua hari aku dirawat di ICU, lalu aku dipindahkan ke ruang bangsal selama dua hari di sana, besoknya diperbolehkan pulang. Setelah urusan administrasi RS kelar, aku dijadwalkan kontrol lagi bulan berikutnya. Pengobatan PPCM adalah pengobatan jangka panjang, dan dokter menargetkan 6 bulan pengobatan lalu dilakukan USG Echo jantung kembali. Dokter yang menanganiku di RS PKU Muhammadiyah Gamping adalah dr. Gagah Buana, Sp.JP. Beliau dokter yang sangat detail dalam menjelaskan, memberikan penjelasan kondisi pasien secara jelas dan dokter yang memberikan semangat untuk kesembuhan pasiennya.Â
Selama pengobatan aku menggunakan BPJS, namun ada dua obat yang aku konsumsi tidak di cover BPJS. Obat ini pun diberikan atas persetujuanku selaku pasien, Forxiga dan Cripsa Bromocriptine. Dua obat ini menurut dokter bisa mendukung percepatan penyembuhan jantung. Waktu 6 bulan adalah masa emas proses penyembuhan jantung agarnya EF nya bisa kembali normal. Meskipun dokter menekankan peluangnya 50:50. Untuk biaya 2 obat ini tiap bulannya sekitar 1,5 juta.Â
Setiap hari aku rutin minum obat. Berat badanku turun drastis. Dari sebelum hamil 68 kg, saat hamil sampai lahiran 80 kg, dan setelah di diagnosa PPCM turun menjadi 55 kg. Setiap pagi ada 7 obat yang aku minum. Malam hari ada 1 obat pengencer darah. Adapun obat-obatan yang aku konsumsi adalah berikut:
1. Digoxin;
2. Furosemide;
3. Forxiga;
4. Cripsa Bromocriptine;
5. Warfarin;
6. Bisoprolol;