Mohon tunggu...
Tiffany Anastasia Salsabilla
Tiffany Anastasia Salsabilla Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Padjajaran Fakultas Ilmu Komunikasi Prodi Ilmu Informasi dan Perpustakaan

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengembangan Ekonomi Indonesia di Era 4.0

27 Mei 2019   23:45 Diperbarui: 28 Mei 2019   00:01 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Saat ini, banyak negara di segala penjuru dunia baik itu negara maju ataupun negara berkembang sibuk memperisapkan dan mengatur rencana dan strategi untuk menyambut Revolusi Industri 4.0 dan memasukkannya kedalam agenda nasional mereka. Fourth Industrial Revolution ("4IR") atau Revolusi Industri 4.0 merupakan tren yang terjadi di dunia industri (kelanjutan dari Revolusi Indsustri 0.1,0.2,0.3) yang didalamnya dilakukan penggabungan otomatisasi dengan cyber, dalam revolusi ini teknologi manufaktur mengalami otomatisasi dan pertukaran data-data, juga mengubah bidang lain seperti di sektor ekonomi yakni menanamkan teknologi mutakhir yang dengan mudah terhubung dengan berbagai aspek di kehidupan.

Bagi Indonesia, tren ini membukakan peluang besar yang mampu menghantarkan Indonesia dengan cepat masuk kedalam 10 ekonomi terbesar dunia. Dengan demikian, untuk menyambut datangnya Revolusi Industri 4.0 dalam sektor ekonomi, Indonesia mempersiapkan 'Making Indonesia 4.0'. Apa itu Making Indonesia 4.0?

Kementrian Perindustrian merancang Making Indonesia 4.0 ini sebagai bentuk implementasi strategi serta Peta Jalan (roadmap) terintegrasi dari revolusi industry 4.0 itu sendiri yang dirilis terhitung sejak 4 April 2018. 

Peta Jalan ini melibatkan banyak pelaku diantaranya institusi pemerintahan, asosiasi industry, pelaku usaha, penyedia teknologi, maupun lembaga riset juga pendidikan. Ada beberapa poin penting yang menjadi visi Making Indonesia 4.0 ini, ialah: Menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia berdasarkan PDB, Menggandakan rasio produktifitas terhadap biaya, Mendorong ekspor netto menjadi 10% dari PDB, serta menganggarkan 2% dari PDB untuk penelitian dan pengembangan. 

Fokus implementasinya ialah: (a) makanan dan minuman, (b) tekstil dan pakaian, (c) otomotif, (d) kimia, dan (e) elektronik.  Kelima fokus ini dipilih setelah melalui tahap evaluasi dampak ekonomi dan kriteria kelayakan implementasi yang mencakup berbagai aspek, seperti potensi, dampak juga besaran investasi dan lainnya. Kelima fokus ini juga diyakini sebagai kerangka yang diharapkan akan memberikan pengaruh dan kontribusi yang besar, yang nantinya akan dijadikan percontohan guna terciptanya lapangan kerja dan investasi baru yang berbasis teknologi.

Beberapa kebijakan yang terkait dengan pemerataan ekonomi telah dilakukan oleh Kementerian Perindustrian (kemenperin) antara lain seperti memberikan fasilitas berupa pembangunan kawasan industri luar pulau Jawa, kawasan industri Morowali contohnya. Lalu ada pemberdayaan usaha kecil, mikro dan menengah atau dikenal dengan UMKM, yang ternyata mencakup hampir 70% pelaku usaha di Indonesia.

Menurut Ngakan Timur Antara, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) beberapa dari peluang pengembangan sektor ekonomi di Indonesia salah satunya ialah koneksi internet yang mencapai 51,8% dari total populasi penduduk yang digadang mampu mendorong pengembangan usaha rintisan (startup) dalam negeri. Ngakan juga mengatakan bahwa Indonesia akan mendapatkan keuntungan dari bonus demografi di 2020-2030, dimana pertumbuhan dan persebaran usia produktif mencetak angka yang lebih tinggi dibandingkan usia non produktif.

Akan tetapi, beberapa rencana prioritas nasional yang dirangkum dalam Making Indonesia 4.0 ini perlu diberikan dukungan serta bantuan lewat pendidikan serta pelatihan vokasi yang nantinya akan berguna supaya mampu meningkatkan kualitas serta kompetensi dari sumber daya manusia Indonesia, agar kelak bisa dan siap bersaing dan juga memenuhi kriteria dan kebutuhan yang diinginkan dunia saat ini.


DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia :

www.maxmanroe.com/rwvolusi-industri-4.0.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun