Mohon tunggu...
Tifani Nurmalawidia
Tifani Nurmalawidia Mohon Tunggu... Lainnya - freelance

Seseorang yang hobi menulis dan maniak buku

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

6 Filosofi Jepang yang Dapat Diterapkan oleh Milenial dan Gen Z Dalam Menghadapi Quarter-Life Crisis

18 Mei 2023   09:07 Diperbarui: 18 Mei 2023   09:09 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Ikigai
Ikigai mengacu pada definisi personal dari makna hidup dalam kaitannya dengan bakat, passion, profesi, serta apa yang dapat kita berikan kepada dunia. Ikigai merupakan konsep menemukan tujuan hidup yang dapat mengarah pada kepuasan hidup, kebahagiaan, dan umur lebih panjang.

Untuk menemukan ikigai kita sendiri, penting untuk melihat ke dalam diri, menjelajahi dunia sekitar, mencoba banyak pengalaman baru, dan bertanya dengan jujur kepada diri sendiri tentang hal apa yang dapat membuat kita menjalani hidup dengan lebih bermakna.

5. Kaizen
Kaizen adalah istilah Jepang yang berarti "melakukan perbaikan secara terus-menerus". Gagasan ini mengacu pada usaha untuk selalu menjadi lebih baik, dan mengubah proses untuk mencapai efisiensi maksimum. Namun kaizen tidak berarti melakukan perombakan besar-besaran secara tiba-tiba terhadap proses. Sebaliknya, kaizen mendorong kita untuk membuat hidup kita 1% lebih baik setiap harinya.

Dengan menerapkan kaizen, kita akan merasa nyaman dengan fakta bahwa langkah sekecil apapun akan bertambah dan berkembang seiring waktu. Konsep kaizen juga mendorong sikap optimisme dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

6. Seijaku

Seijaku adalah konsep yang terkait dengan ketenangan dan kedamaian. Seijaku mengingatkan kita akan pentingnya tetap tenang, fokus, dan siap beraksi jika diperlukan. Seijaku mendorong kita untuk sepenuhnya hadir di masa sekarang, dan tidak terlalu khawatir akan masa depan. Seijaku dapat dianalogikan saat kita mengunjungi taman di tengah hiruk pikuk kota yang sibuk, disaat itulah kita telah mengalami perasaan seijaku.

Seijaku membantu kita mengatasi kekhawatiran dan beradaptasi dengan keadaan yang lebih tenang. Terkadang kita perlu keluar dari semua kesibukan dan menarik napas dalam-dalam sebelum kembali beraktivitas dan berkarya dengan semangat yang baru.

Kita hidup di dunia untuk pertama kalinya, dan untuk menjalaninya tidak ada cara yang benar atau salah. Selama kita bahagia menjalaninya semua pasti akan baik-baik saja. Mindset di atas dapat kita terapkan untuk menangani pikiran-pikiran negatif yang seringkali muncul dalam menghadapi quarter-life crisis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun