Tadi malam saya baru saja tidur larut, merenungkan apa yang akan terjadi di hari pertama saya bekerja di dunia yang sama sekali baru: keuangan.
Siapa sangka, seorang lulusan Sastra Inggris seperti saya bisa berakhir di ruang rapat bersama para analis dan finance manager yang terlihat seperti mereka baru turun dari buku-buku ekonomi yang tebal. Saya yang dulunya sering menulis esai tentang Shakespeare atau novel-novel klasik, kini harus menghadapi istilah-istilah rumit seperti revenue, cash flow, dan balance sheet. Awalnya, saya pikir ini hanya guyonan. "Akan ada banyak angka, dan saya akan berjuang untuk memahaminya," pikir saya. Tapi kenyataannya? Lebih dari itu.
Hari pertama saya dimulai dengan presentasi dari tim finance. Semua orang terlihat serius, mengenakan kemeja rapi dan jas, duduk dengan penuh perhatian, sementara saya hanya bisa menyandarkan tubuh di kursi dan mengangguk-anggukkan kepala, berpura-pura mengerti. "What is EBITDA?" pikir saya dalam hati, tapi saya tidak berani bertanya. "Mungkin nanti saya bisa tanya ke teman," pikirku sambil sibuk mencatat.
Saya merasa terasing, hampir seperti sedang berada di dunia lain. Semua kata-kata yang saya dengar terasa asing. "Margin laba," "risk management," "pengelolaan aset"... Hah, apa itu semua? Saya hanya tahu kata "profit," dan bahkan itu rasanya seperti kata yang besar sekali. Seperti kata-kata yang hanya bisa diucapkan oleh orang-orang yang sudah berpengalaman dalam dunia ini.
Tapi, di situlah saya mulai berpikir: Hidup memang penuh kejutan. Saya yang dulunya hanya berfokus pada puisi dan sastra, kini harus berpikir tentang angka dan grafik. Tapi bukankah hidup itu sendiri sebuah cerita yang terus berkembang? Kalau saya berpikir tentang sastra, semuanya juga serba penuh kejutan---tak ada yang tahu akhir cerita sampai tiba di bab terakhir.
Beberapa hari berlalu, dan saya mulai mencoba belajar sedikit demi sedikit. Saya melihat rekan-rekan saya yang sudah berpengalaman, mereka bekerja dengan tenang dan percaya diri. Saya pun mencoba untuk bertanya, meski kadang-kadang rasa malu masih menghalangi. Ternyata, banyak yang bersedia membantu. Saya mulai memahami dasar-dasarnya saja, meskipun masih jauh dari kata sempurna.
Mungkin ini adalah cerita saya yang penuh kejutan. Mungkin saya tidak pernah membayangkan bekerja di dunia yang begitu berbeda dari yang saya pelajari di bangku kuliah. Tapi, hidup ini memang penuh dengan hal-hal tak terduga, bukan? Siapa sangka, dari seorang anak sastra, saya bisa menemukan diri saya berkeliling di dunia yang penuh angka dan grafik ini.
Dan hari-hari berlalu. Setiap hari, saya merasa sedikit lebih percaya diri. Tidak, saya tidak akan menjadi seorang ekonom atau ahli keuangan, tapi saya belajar bahwa hidup ini bukan soal memilih jalur yang sudah jelas, kadang, kita justru menemukan cerita yang lebih menarik saat kita berani melangkah keluar dari zona nyaman.
Dan mungkin, itulah yang membuat dunia ini begitu menarik: bahwa kadang, kejutan-kejutan itu muncul di tempat yang tidak kita duga, dengan cara yang tidak kita bayangkan.
Ah, hidup emang kadang agak mengejutkan