Mohon tunggu...
Tienuk Suyanto
Tienuk Suyanto Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Belajar pada apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tuhan...Maafkan Aku

23 April 2013   23:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:43 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepada Sang Pencipta Rembulan,, Malam ini aku ingin berkesah..

Tuhan,,
Malam ini langitMU cerah, tak seperti malam-malam kemaren yang seringnya tersaput mendung.Hanya garis-garis mega tipis yang sedikit menggelantung. RembulanMU  hampir penuh, tersenyum angkuh disela-sela taburan gemintang..
Malam yang dingin nan indah.
Tapi warna hatiku sedang kelabu.

Kehidupan memang seperti roda yang terus berputar.  Sedih dan bahagia hadir silih berganti.Dalam putarannya kali ini,, lajunya  berhenti di area sedih. Mestinya dinikmati saja karena setiap nafas memang pernah merasakannya. Sesak memang, bahkan nafasku sampai tersengal-sengal.

Kadang aku merasa salah mengambil keputusan. Menyesali apa yang sudah terlanjur basi.
Memang, Setiap keputusan yang aku ambil bukan tanpa alasan. bahkan sudah melalui pertimbangan yang dilandasi rasa dan logika.

Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi besok, Pun aku dulu juga tak pernah bisa membayangkan apa yang akan terjadi hari ini. Tapi apa yang terjadi memang harus terjadi. Jika kenyataan hari ini tak pernah sedikitpun terlintas di otakku dulu, mestinya aku siap dengan segala resikonya..

Tuhan,,
Salahkah jika aku mengkhayal mempunyai mesin waktu yang bisa aku rubah sesuai keinginanku.
Sungguh aku ingin  kembali ke waktu itu, Tuhan..
Jika aku bisa kembali ke tempat itu,
Aku tak akan belok kanan  seperti yang kulakukan dulu..
Akan kulanjutkan langkahku lurus ke depan.
Tepis semua hal yang membuatku bimbang.
lawan arus dan riak-riak yg menjadi penghalang

Tuhan,,
Saat ini aku telah sampai dititik yang sungguh melelahkan.
Jalannya sangat terjal dan penuh aral
aku lelah,,terantuk batu dan jatuh, Tuhan
Sakit,, Bahkan seakan-akan susah bangkit kembali
Aku tlah berusaha berdiri tegak, Tuhan
Tapi kaki ini terasa begitu lemas tak bertulang

Tuhan,,
Aku hanya titahmu..
Yang menimbun banyak salah dan dosa ...
Hanya maaf yang  bisa   aku haturkan
Maafkan aku Tuhan,, untuk segala kesahku,,
Kumohon kekuatan tuk menopang Ketidakberdayaanku
Jika semua ini adalah ujianMU,,
semoga aku bisa menyelesaikannya dengan ridhoMu
lulus dan menapak ke level yg lebih tinggi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun