Mohon tunggu...
Tien Yulianti
Tien Yulianti Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Instruktur Pengembangan Kepribadian, Pengembangan Karakter, Public Speaking, dan Praktisi Pendidikan, Asesor BAN S/M

Setiap pribadi adalah unik, maka dari itu selalu banggalah terhadap pencapaianmu. Tidak ada manusia yang sempurna.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan yang Memerdekakan Dalam Upaya Membentuk Profil Pelajar Pancasila

10 April 2023   17:39 Diperbarui: 10 April 2023   17:46 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN DALAM UPAYA MEMBENTUK PROFIL PELAJAR PANCASILA

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” (UU RI No.20 Tahun 2003, SISDIKNAS). Tujuan Pendidikan adalah upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Melalui empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to Know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together. (Strategi Belajar Mengajar, Kodir, 2011)

Tujuan Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Ki Hadjar Dewantara juga mengemukakan bahwa dalam proses menuntun, anak perlu diberikan kebebasan dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh para pendidik agar anak tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya. Semangat agar anak bisa bebas belajar, berpikir, agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan berdasarkan kesusilaan manusia ini yang akhirnya menjadi tema besar kebijakan pendidikan Indonesia saat ini, Merdeka Belajar. (Modul Guru Penggerak, 2022)

Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa, “Pendidikan merupakan wadah yang membentuk nilai-nilai kemanusiaan yang akan membentuk karakter anak untuk memiliki BUDI PEKERTI (sopan santun dan bertanggung jawab)” (Modul Guru Penggerak, 2022). Beliau juga memiliki semboyan; ”Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani artinya di depan menjadi panutan atau contoh, di tengah menjadi penjalar atau penyeimbang sepantara, dan di belakang melakukan dorongan.” Ki Hajar Dewantara juga selalu memotivasi bahwa “Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya.”

Menurut saya pendidikan yang memerdekan adalah kita sebagai guru harus mampu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengeksplorasi potensi dirinya dengan kemampuannya namun tetap harus melihat kebutuhan apa yang seharusnya mereka kuasai pada saat mereka masuk dalam dunia kerja dan lingkungan masyarakat. Prinsip dasar dalam pendidikan adalah bertujuan membentuk nilai-nilai kemanusiaan, yang artinya dalam mengelola pembelajaran seorang guru harus menjadi seorang pendidik yang mengarahkan setiap muridnya memiliki budi pekerti yang luhur dan ikhlas, sehingga kualitas pendidikan yang diberikan akan lebih bermakna dan menjadikan setiap murid memiliki kebijaksanaan dan harga diri serta memiliki kemandirian yang berkarakter.

Pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang menitikberatkan perubahan secara menyeluruh/lahir dan batin berdasarkan kodrat alami setiap individu. Sehingga setiap murid akan mampu untuk mandiri dan tidak bergantung pada orang lain serta dapat mengatur dirinya sendiri. Berdasarkan hal tersebut, pemahaman yang masih perlu diselaraskan adalah perlu adanya analisis kebutuhan awal sebelum memulai proses pembelajaran agar guru dapat mendapatkan pengetahuan mengenai kondisi setiap siswa dan membrikan perilaku sesuai dengan kodratnya, baik kodrat alam ataupu kodrat zaman.

Pemikiran yang harus ditanamkan adalah setiap anak memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk mendapatkan pendidikan, mereka juga berhak untuk menentukan tujuan hidupnya, guru dan lingkungan belajar merupakan pendamping yang dapat memotivasi dan memandu anak untuk mendapatkan tujuannya. Praktik pembelajaran yang dapat diterapkan menurut saya adalah memberikan kebebasan anak untuk mengeksplorasi potensi dirinya sementara guru dan lingkungan belajar membimbing dan mengarahkan untuk mengasah potensi diri anak menjadi lebih handal dan siap beradaptasi dengan lingkungannya. Praktik pembelajaran yang harus dihilangkan adalah memaksa anak untuk melakukan hal di luar kodratnya, kita mengikuti prisnip ki hajar dewantara bahwa setiap anak memiliki kodratnya masing-masing, tetapi sebagai guru kita tetap harus memandu dan membimbing anak dengan memotivasi bahwa kegiatan yang dilakukan merpakan bekal anak untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi.

Pembelajaran yang memerdekakan, memberi ruang kepada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, bakat, minat dan gaya belajarnya. Guru harus mengenal karakteristik peserta didik. Pembimbingan dilakukan sesuai dengan minat, bakat, dan potensi peserta didik (membangun mimpi, vision, passion). Tantangan yang dihadapi kita sebagai guru adalah perbedaan anak, setiap guru harus sadar dan paham bahwa setiap anak memiliki perbedaan karakter, sifat, watak, dan kebiasaan. hal tersebut mempengaruhi gaya belajar dan penerimaan anak pada proses pembelajaran. karena kita paham dan sadar akan perbedaan hal tersebut, maka setiap guru akan menggunakan stategi dan teknik pembelajaran tertentu untuk membuat perbedaan tersebut menjadi warna dalam kegiatan pembelajaran. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah setiap guru harus melakukan analisi kebutuhan sebelum memulai proses pembelajaran, hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui dan memahami kondisi anak yang akan dihadapainya.

Sebagai seorang pendidik dan memaknai Pendidikan yang Memerdekaan, marilah kita bersama-masa membuat praktik baik melalui pemberdayaan anak secara mandiri, melakukan kegiatan pembelajaran pada anak yang terfokus kepada mereka, menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, aman, dan menyenangkan. Kemudian kita juga perlu membuat kebijakan yang tidak memaksa anak dalam mengeksplorasi minat, bakat, dan keterampilannya, sehingga semua kegiatan pembelajaran dapat mengakomodasi kebutuhan anak, yang akhirnya membuat anak selalu merasa bahagia.

Salam Guru Hebat !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun