Mohon tunggu...
Tien Agustinee
Tien Agustinee Mohon Tunggu... karyawan swasta -

“....Kita hidup di masa kini, bermimpi tentang masa depan, dan belajar tentang kebenaran abadi dari masa lalu....” -Chiang Kai Shek

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kuncir Taucang Pria Tionghoa

25 Januari 2012   03:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:29 2602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasti kita sering melihat Pria Tionghoa dalam film drama-drama Asia menguncir rambutnya dengan sebagian kepala botak. Kuncir rambut pria Tionghoa tersebut ada pada zaman Dinasti Qing (1644-1911) merupakan gaya rambut bangsa Manchu, dimana setengah bagian depan kepala dibotakkan sedangkan setengah rambut di bagian belakang kepala dibiarkan panjang dan dikuncir. Kuncir ini di sebut Taucang yang dianggap penghinaan oleh bangsa Han, yang menganggap rambut adalah turunan yang didapatkan dari leluhur. Di zaman tersebut, bagi orang Han yang tidak mematuhi peraturan ini akan menghadapi hukuman penggal.

Bangsa Manchu merupakan suku bangsa yang pandai dalam berkuda. Jadi, untuk memudahkan dalam berkuda, serta tidak menghambat berkuda, rambut depan mereka dibotakkan dan bagian belakang diikat. Jika tidak, rambut akan tertiup angin kencang dan akan mengganggu dalam mereka berkuda. Kemudian, Lama kelamaan tradisi menguncir rambut ini menjadi kebiasaan dan budaya orang Manchuria atau bangsa Manchu.

13274621251891653976
13274621251891653976
Istilah yang populer di zaman tersebut adalahingin kepala, potong rambut; ingin rambut, potong kepala. Dimana bagi orang Han yang tidak mematuhi peraturan kuncir rambut akan menghadapi hukuman penggal. Banyak juga yang langsung membotakkan kepala serta menjadi biksu untuk menunjukkan perlawanan tersebut.

Dr. Sun Yat Sen yang merupakan tokoh nasional China atau Bapak modernisasi China merupakan salah satu yang menolak berkuncir sebagai bentuk perlawanan terhadap Dinasti Qing. Setelah Republik China berdiri, otomatis tradisi kuncir ini juga hilang dengan sendirinya pada orang Manchuria sekalipun.

-Tien Chi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun