Mohon tunggu...
Tien Agustinee
Tien Agustinee Mohon Tunggu... karyawan swasta -

“....Kita hidup di masa kini, bermimpi tentang masa depan, dan belajar tentang kebenaran abadi dari masa lalu....” -Chiang Kai Shek

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yeti Monster Internasional

26 Februari 2012   02:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:13 2110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yeti – Tahukah kalian apa itu Yeti? Sekilas nama tersebut seperti nama seorang perempuan (karena saya mempunyai teman perempuan dengan nama tersebut). Yeti yang dimaksud disini adalah sebuah monster atau manusia salju yang menakutkan yang menghuni di pegunugan Himalaya, Tibet. Makhluk yang ‘katanya’ mitos tersebut telah menarik perhatian orang banyak, termasuk para ilmuan-ilmuan diseluruh dunia untuk melakukan penelitian terkait keberadaan Yeti tersebut.

Sejarah monster berbulu seperti manusia dengan tinggi 2,1 meter itumulai menguak pada Tahun 1832 dimana para masyarakat sekitar pegunungan tersebut melihat sosok Yeti yang menyeramkan sedang mengembara dan mencuri ternak dan domba. Para ilmuan dari China, Rusia, dan Inggris melakukan ekspedisi terkait Yeti ini. Apakah Yeti ini fakta atau mitos? Menurut ilmuan Inggris, Yeti adalah palsu. Cerita tersebut dibuat kemungkinan dalam rangka untuk menaikkan daya tarik pegunungan Himalaya bagi dunia internasional.

Manusia liar berjenis kelamin wanita tersebut diduga mendatangi desa-desa untuk mencari patner seksual. Dimana ada seorang penduduk desa sedang tidur di dalam pondoknya di sebuah hutan di pegunungan ketika monster tersebut menerobos masuk dan mencabulinya. Hingga saat ini, Yeti adalah sebuah misteri. Ada yang meyakini bahwa Yeti adalah mitos belaka, ada juga yang mengatakan bahwa Yeti mungkin penampakan spesies orang utan yang langka. Yeti merupakan legenda misteri yang tidak diketahui kebenarannya.

1330222912342308754
1330222912342308754

-Tien Chi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun