Mohon tunggu...
Martins Tibo
Martins Tibo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bukan Belajar tapi Malah Orasi Anarkis

2 Desember 2015   08:23 Diperbarui: 2 Desember 2015   08:28 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam AMP (Aliansi Mahasiswa Papua) dan termasuk kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) serta Komite Nasional Papua Barat (KNPB) kali ini berunjuk rasa (Orasi) di depan Gedung Deutsche Bank, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 1 Desember kemarin, lebih lengkapnya baca.

Tidak hanya itu kelompok yang tergabung dalam AMP ini membawa bendera bintang kejora, baju dan gelang bermotif bintang kejora. Karena orasi ini dianggap menghambat arus lalu lintas di Jakarta, maka sejumlah aparat kepolisian menghadang AMP untuk membubarkan diri, disamping menghambat jalanan orasi tersebut juga dinilai ilegal karena tidak mendapatkan ijin dari pihak kepolisian. Karena tidak terima aksi mereka dibubarkan, sejumlah AMP melempari Polisi dengan batu dan botol, akibat adanya perlawanan dari AMP maka Polisi mengeluarkan tembakan gas air mata dan meringkus sejumlah orang yang diduga provokator.

Ini sungguh tindakan yang tidak pantas ditiru, karena bukannya belajar mencari ilmu malah melakukan aksi orasi anarkis, apa kelompok KNPB dan OPM ini tidak berfikir sudah jauh – jauh ke Jakarta untuk belajar, malah disia-siakan. Memang patut kita ketahui semua bahwa apa yang mereka orasikan pasti berujung dengan kekerasan atau anarkis, baca juga.

Seharusnya sebagai orang Papua harus sadar, sudah merantau ke negeri orang seharusnya menjaga etika, sopan santun dan juga menunjukan jati diri bahwa bisa memberikan contoh berperilaku baik pada kehidupan kita terhadap orang lain maupun diri kita, serta dapat memberikan bukti mampu bersaing dalam bidang pelajaran. Bukan malah terprovokasi dengan orang yang tidak bertanggung jawab untuk memberikan efek negatif, seperti menghasut kita berdemo dengan anarkis.

Mari kita amati bersama, apa pantas tindakan yang mereka lakukan, sudah banyak aparat dan masyarakat menjadi korban kebiadaban kelompok tersebut, fasilitas umum menjadi rusak, dan mereka terus menyalahkan aparat saat akan membubarkan mereka. Ini akan menjadi catatan bagi kita semua bahwa kelompok KNPB dan OPM ini merupakan kelompok yang tidak mempunyai prikemanusiaan dan selalu mengganggu ketertiban masyarakat dimanapun tempatnya, selengkapnya di : http://news.liputan6.com/read/2379142/22-mahasiswa-papua-diduga-keroyok-polisi-di-tangerang

Mereka menuntut kemerdekaan atas tanah mereka sendiri (Papua), dan tidak ada satu orangpun dari antara mereka ini yang hatinya bersatu dengan NKRI. Mereka seperti komunis yang sangar, tidak heran apabila mereka selalu melakukan tindakan kriminalitas sampai dengan pembunuhan dan perusakan fasilitas umum dimana-mana.

Disegala media sosial telah tersiar semua, bagaimana tingkah laku OPM dan KNPB yang sebenarnya, mereka seperti gerombolan pemberontak yang tidak segan – segan melukai bahkan menghabisi nyawa manusia, inilah potret yang sebenarnya terjadi selama ini, tapi mereka selalu menyalahkan aparat dan pemerintah pusat jika dari anggota kelompok KNPB maupun OPM diringkus, dengan ini semua pemerintah harus tau sebenarnya mereka ini bejat.

Dan diharapkan kepada masyarakat Papua agar tidak terprovokasi oleh hasutan – hasutan yang mereka berikan, mereka selalu berbohong demi kepentingannya sendiri, sebaiknya kita jaga Papua agar tidak hancur oleh ulah KNPB maupun OPM yang selama ini mereka lakukan, Papua harus menjadi kota yang aman, maju dan selalu satu bingkai dengan NKRI.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun