Pada tanggal 9 Juni 2015 kemarin, jenazah warga Organda yang tewas dibunuh oleh kelompok-kelompok gabungan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Hendrik dan simon telah dimakamkaan di TPU Tanah Hitam Abepura Jayapura Papua.
Puluhan Aparat keamanan TNI/Polri bersiaga melakukan pengamanan di sekitar jalan menuju tempat TPU, karena ratusan warga Organda yang membawa jenazah ber iring-iringan menuju tempat TPU, tidak hanya itu mereka juga memakai ikat kepala merah, yang artinya siap membalas dendam atas kematian 2 orang warga Organda yang dibunuh secara keji oleh gabungan kelompok KNPB dan OPM.
Tidak hanya itu puluhan mama-mama warga Organda juga melaksanakan aksi demo, mereka meminta kepada seluruh masyarakat Papua dan pemerintah, agar membantu Pos-pos Keamanan gabungan TNI/Polri khususnya di wilayah perumahan Organda, mama-mama tersebut ingin Papua menjadi lebih aman, damai dan ingin kelompok-kelompok seperti KNPB dan OPM ini segera diringkus, khususnya diwilayah perumahan Organda.
Disaat iring-iringan jenazah dan aksi demo mama-mama Organda, sebanyak kurang lebih 30 orang sempat berlarian ke arah pegunungan, diduga mereka tersebut anggota kelompok gabungan KNPB dan OPM yang lari kalang kabut ketakutan, karena kelompok tersebut takut dibunuh.
Ternyata tidak disangka juga, bahwa pembunuh seperti OPM maupun KNPB takut juga akan dibunuh, tapi kenapa mereka tidak takut untuk membunuh. Ini kita sebagai warga Papua harus tau, bahwa sesungguhnya bahwa OPM dan KNPB ini adalah sebenarnya penakut, mereka hanya berani beramai-ramai.
Tetapi kalau kita berjuang bersama dan membantu pihak keamanan seperti TNI/Polri melawan kelompok tersebut, mereka tidak akan lagi berbuat ulah, apalagi membunuh.
Kita harus kompak, ketika ada yang mencurigakan segera kita cek dan laporkan ke pihak keamanan, itu akan membuat OPM dan KNPB tidak bisa bergerak.
Untuk warga Papua jangan takut dan jangan sampai ikut terprovokasi dengan isu-isu yang akan mereka suarakan, mereka hanya berani beramai-ramai dan mereka hanya berbohong untuk kepentingan mereka sendiri untuk memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H