Mohon tunggu...
Kurnia Nasir
Kurnia Nasir Mohon Tunggu... Musisi - musikus jalanan

musikus jalanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hargai Segala Upaya Mempersatukan Bangsa

6 Juni 2024   23:38 Diperbarui: 6 Juni 2024   23:47 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sma dwi warna/DOK. pri

Kini sering muncul perdebatan soal Sila pertama dari Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa . Perdebatan itu kurang lebih mengarah pada perbandingan versi Tuhan antara satu agama dengan yang lainnya, sehingga seringkali jatuhnya adalah justifikasi agama.

Ini juga merupakan bahan cerama agama yang sering dilakukan oleh umat. Kita sering menjumpai kajian-kajian agama menjadi arena pengajaran intoleransi pada umat sehingga tak jarang mereka menjadi (merasa) eksklusif bahkan kemudian dalam kehidupan nyata mereka enggan untuk bergaul dengan yang lain yang mungkin berbeda keyakinan.

Mereka memilih menyekolahkan anak mereka di sekolah-sekolah eksklusif, mereka juga  berumah di perumahan yang melebal dirinya agama tertentu dll. Proses moderasi agama yang seharusnya dominan tidak ditemukan pada level ini.

Sila Pertama adalah bagian yang diupayakan oleh para pendiri  bangsa ini dalam mengupayakan moderasi. Sila ini menjembatani antar keyakinan dan mengajak untuk bersama-sama membangun negeri. Sila ini juga harusnya menjadi panduan inklusif mewujudkan masyarakat rukun dan saling menghormati perbedaan agama.

Ironisnya terjadi hal-hal yang seperti saya sebutkan di atas sehingga yang muncul dan dominan adalah eksklusivitas dan akhirnya memunculkan intoleransi. Kita bisa lihat bagaimana masyarakat yang hidup bersama di perumahan yang plural, kian intoleran jika umat salah satu agama melakukan ibadah di rumahnya karena dianggap berisik. Ini terjadi di jawa Timur beberapa waktu lalu.

Intoleransi dan eksklusivitas juga terjadi di ranah pendidikan. Jika kita amati ada pergeseran dalam cara berpakaian siswa dan siswi pada sekolah umum dibanding 20-30 tahun lalu. Juga keluhan orang tua yang mengatakan bahwa sebagian guru mengajarkan intoleransi.

Salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi gejala ini adalah dengan salam lintas agama. Meski beberapa pihak menentangnya atau menganggap sini, jika kita tilik maknanya, adalah upaya dari pemerintah untuk  kembali menumbuhkan toleransi beragama di Indonesia.

Toleransi agama menjadi penting dan krusial karena seringkali inilah yang menjadi alat pemecah belah pada masa ini. Meski tidak menimbulkan bentrokan fisik, namun ketegangan ketegangan antara warga sering terjadi, apalagi ini menjelang pelaksanaan pemilihan umum daerah.

Hargailah segala upaya termasuk oleh pemerintah untuk mempersatukan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun