Mohon tunggu...
Kurnia Nasir
Kurnia Nasir Mohon Tunggu... Musisi - musikus jalanan

musikus jalanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasionalisme dan Harmonisasi Bangsa Kita

17 Agustus 2023   21:55 Diperbarui: 17 Agustus 2023   22:12 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa nasionalisme itu ? Kenapa kita seakan peduli soal nasionalisme saat memperingati hari kemerdekaan kita, 17 Agustus ? Apa guna nasionalisme itu bagi kita dan generasi muda ?

Nasionalisme adalah sebuah rasa yang dimiliki oleh masing-masing warga negara untuk mencintai bangsa kita sendiri. Bangsa kita punya banyak hal untuk dicintai. Mulai dari budaya, ras, suku, keindangan budaya, keindahan alam dll yang bisa kita nikmati setiap harinya. Juga cuaca yang selalu hangat dan dua musim yang memungkinkan banyak tumbuhan dan binatang tumbuh dan berbiak sepanjang tahun.

Orang dari negara lain bahkan sering memuji bahwa negara kita sangat kaya raya yang seringkali membuat warga negara lain iri karena keadaan negara mereka sangat berbeda dengan negara kita. Negara mereka dengan empat musim, sedikit puna suku yang berbeda. Sekalinya punya  suku berbeda, kehidupan mereka tidak harmoni karena masing-masing suku saling egois. Inilah yang bisa kita lihat semisal di beberapa negara di Afrika atau Eropa.

Bangsa kita punya Pancasila, Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan akar bangsa sekaligus pedoman dan sekaligus dipedomani untuk dapat berjalan sebagai warga negara yang baik. Pancasila diambil dari hal-hal dasar dari pribadi dan akar orang Nusantara, sehingga mau tidak mau kita harus berbesar hati dalam melihat perbedaan.

Bangsa kita ditakdirkan untuk berbeda namun dalam nafas yang sama. Dalam perbedaan kita mampu menciptakan keharmonian alias toleransi .  Itu hal yang penting dan terutama dari kehidupan berbangsa kita.

Contohnya banyak. Mulai dari banyak sekali masjid yang berdampingan dengan gereja seperti masjid dan gereja di Solo. Juga masjid dan Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta. Contoh yang nyata juga saat Wali Sanga menyebarkan agama Islam di Jawa. Mereka tetap menghargai kearifan lokal yang sudah tertanam kuat di benak masyakat jawa kala itu. Karena itu, sifat agama di Indonesia umumnya moderat dan tidak konvensional atau fanatis. Karena jika konvesionalis dan fanatisme cenderung akan melahikan intoleransi dan radikalisme.

Karena itu periharalah dengan baik, harmonisasi atau pluralisme bangsa kita dan  semangat nasionalisme kita 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun