Masih ingat kisah SDN 1 Pondok Cina Depok yang akan digusur untuk mendirikan masjid raya di wilayah itu. Penggusuran dan pemindahan murid yang bersekolah di situ memang ditunda sampai sekolah pengganti rampung dibangun. Untuk sementara murid dan orangtua bisa tenang untuk menuntut ilmu di wilayah itu.
Namun kisah itu sebenarnya menarik untuk dikaji bila kita mempertimbangkan kemanusiaan dan hati nurani diatas pertimbangan peraturan atau kebijakan pemerintah daerah. Apalagi para orangtua sempat membuat spanduk dengan tulisan" Bertindaklah adil seperti huruf alif yang lurus" Tulisan pada spanduk para orangtua murid ini mengacu pada kisah Khalifah Umar bin Khattab yang mengirimkan rulisan alif pada tulang kepada Gubernur Mesir Amr ibn al-Ash.
Kisah huruf alif ini bermula ketika  Gubernur Mesir ingin membuat masjid megah di dekat istananya, namun ternyata tanah itu milik seorang Yahudi miskin yang tinggal dengan gubuk ringkihnya. Sang Yahudi menolak dan Gubernur Mesir juga bersikeras, dan dengan kekuasaannya sebagai kepala wilayah dia merobohkan gubuk milik Yahudi itu dan dibangunlah masjid megah di sana.
Dengan sedih, Yahudi itu pergi ke Madinah untuk bertemu dengan Khalifah Umar bin Khattab. Dia menceritakan tentang perlakuan Gubernur Mesir. Di zaman itu, jarak Mesir-Madinah cukup jauh dan Yahudi miskin itu menembuh dengan menunggang unta. Sampai di Madinah dia sempat terkejut bahwa rumah Khalifah sangat sederhana dan kalah indah dibanding rumah gubernur Mesir. Umar menerima Yahudi miskin itu di bawah pohon kurma.
Setelah dia mendengar cerita dari Yahudi miskin itu, dia menyuruhnya mengambil sebuah tulang onta di tempat sampah . Diatas tulang itu dia menuliskan alif dengan pedang dan menyuruh Yahudi itu membawanya ke Gubernur Mesir.
Yahudi tua melaksanakan semua yang diperintahkan oleh Umar bin Khatabb, dan dia amat terkejut karena demi melihat tulisan alif di tulang itu, Gubernur Mesir ketakutan dan segera menyuruh anak buahnya untuk membongkar bangunan yang didirikan di atas tanah Yahudi. Orang disekitarnya bingung dan segera sadar soal itu demi melihat tulisan Umar di tulang.
Tulang itu berisi ancaman khalifah : hai Amr bin Ash, ingatlah kamu, siapapun engkau sekarang , betapapun tinggi pangkat dan kekuasaanmu, pasti suatu saat kamu akan menjadi tulang yang busuk. Karena itu bertindak adillah kamu seperti huruf alif yang lurus, adil di atas dan di bawah.
Moral cerita ini sebenarnya adalah soal sikap adil tidak saja oleh pemimpin tapi bagi semua umat muslim. Sikap adil bisa saja menyangkut banyak hal termasuk  relasi kita kepada sesama dan harmoni yang seharusnya bisa diwujudkan bersama.
Dengan sikap adil ini kita bisa menghindari sifat intoleransi sampai pada kekerasan (radikalisme). Seperti teladan Umar bin Khattab yang juga menghargai semua orang, baik kaumnya sendiri maupun yang berbeda iman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H