Peristiwa Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah (Yastrib) adalah hal penting bagi sejarah beliau maupun sejarah bangsa Islam itu sendiri. Pada masa Maulid Nabi seperti sekarang, kita bisa mengingat kembali apa saja yang telah beliau lakukan di Madinah dan bagaimana itu patut diteladani.Â
 Saat Nabi meninggalkan Makkah yang penuh kekacauan dan memusuhi Nabi beliau pergi ke Madinah. Kota Madinah (atau saat itu dinamakan negeri) adalah kota yang juga punya perbedaan etnis dan keyakinan yang beragam. Ada kalangan Muhajirin dan Anshar, ada non muslim dari suku Khazraj dan suku Aus, ada juga kalangan Yahudi bani Nadhir, Bani Quraizhah dan Bani Qainuga.Â
Apakah mereka saling bertentangan ? Jawabannya : Tidak. Usai Nabi Muhammad selesai dengan piagam Madinah, para suku dan keyakinan berbeda itu hidup dengan rukun dan harmoni.Â
Penduduk Madinah pada masa lalu dan bahkan pada masa kini senantiasa mengutamakan perkataan baik dan sopan. Perilaku jujur dan keikhlasan. Sikap keseharian mereka juga ramah terhadap siapa saja, berlapang dada dan ringan tangan pada pendatang.Â
Karena itu, penduduk Madinah sangat dicintai oleh Nabi Muhammad, bahkan mendapat keistimewaan. " Madinah adalah tempat hijrahku, tempatku bisa tidur nyenyak dan tempat aku diutus. Untuk itu seyogyanya umatku memuliakan tetangga-tetanggaku selama mereka tidak berbuat dosa besar. Barang siapa menjaga meeka , dia berhak mendapat syafaatku dan kesak"ianku pada hari Kiamat. (Hr al-Thabarani)
 Hr Muslim juga menulis bahwa Nabi Muhammad akan marah dan mengecam jika orang berani menyakiti penduduk Madinah. "Siapa yang menginginkan kejelekan penduduk kota ini, maka Allah akan melepuhkannya sebagaimana garam yang luruh di dalam air (Hr Muslim)
Kenapa penduduk Madinah bisa begitu harmoni meski punya perbedaan yang beragam ?Â
Piagam Madinah memegang peran besar dalam kehidupan berbangsa bangsa Arab pada zaman itu. Demokrasi dan ketatanegaraan yang penuh dengan musyawarah menjadi elemen penting dalam kehidupan berbangsa mereka, meski pada zaman it uke-monarkhian sangat dominan di berbagai belahan dunia.Â
Piagam Madinah bukan mengatur atau emnetapkan wilayah Madinah menjadi negara yang berazaskan agama. Karena seperti ditulis di atas, bahwa ada non muslim yang hidup di wilayah itu. Namun mereka merasa aman dan nyaman dengan penduduk muslim di Madinah.Â
Pada kesempatan peringatan Maulid Nabi ini, marilah kita berlomba dan bersemangat dalam meneladani sikap Nabi dan mungkin juga penduduk Madinah. Mereka mampu hidup bersama dalam perbedaan .Â