Setengah tahun  sejak kita dikejutkan dan akhirnya sibuk dengan wabah Covid-19, beberapa timeline media sosial kita sempat berubah.
Awal Covid mewabah di Cina dan kemudian beberapa negara sekitar bahkan Amerika dan Eropa yaitu pada bulan Februari sampai April, kita sibuk mengidentifikasi apa sih Covid itu, termasuk saat pemerintah Indonesia mengevakuasi ratusan mahasiswa Indonesia di Wuhan. Kita masih sibuk mengidentifikasi penyakit apa gerangan itu karena terasa begitu menakutkan sehingga kota seperti Wuhan harus di lockdown.
Saat itu timeline media sosial kita penuh dengan bahasan soal Covid-19; seberapa bahaya, seberapa mengkhawatirkan dan seberapa resikonya bagi masyarakat kita. Saat itu juga pemerintah dan banyak orang sadar betul bahwa penyakit yang amat menular iniakan memberi dampak besar kepada kita terutama dampak sosial dan ekonomi, seperti akan banyak sektor yang terhenti seperti pariwisata, transportasi, kuliner dll.
Sehingga mereka bahu membahu menolong sesama yang kekurangan dan terdampak. Sampai pada soal kita, memang bisa dikatakan Covid 'menyatukan'rakyat Indonesia.
Namun seiring dengan berjalannya waktu dan banyaknya kebijakan yang harus disesuaikan dengan kondisi kini, banyak pihak atau masyarakat tidak puas dengan beberapa kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Seperti PSBB di beberapa daerah ,mekanisme pengumuman penderita ke public, dan kebijakan-kebijakan lain yang tentu saja tidak bisa menampung banyak keingin yang berbeda dari masyarakat.
Tak lama kemudian perbedaan-perbedaan seakan dipolitisir sehingga itu tercermin di beberapa media sosial yang dimiliki oleh masyarakt. Politisasi kebijakan soal penanganan covid ini kemudian dikaitkan dengan perbedaan dalam pemilu 2019 lalu dan politik identitas.
Sehingga masukan dari masyarakat menjadi bias karena ada unsur antipati dan ketidaksukaan apapun yang diputuskan oleh pemerintah, tanpa sadar bahwa wabah pandemic ini sama sekali diluar prakiraan semua orang dan kita (rakyat dan pemerintah) bersama-sama belajar bagaimana cara menangani dan mengelola negara dengan pandemic seperti ini.
Kita tahu bahwa negara besar seperti Amerika Serikat, Italia, Inggris dan beberapa negara lain juga kelimpungan untuk mengendalikan wabah ini. Kita juga ingat India yang mengambil kebijakan lowkdown yang disertai kekerasan sehingga sebagian rakyatnya menderia.
Kita harus percaya bahwa pemerintah sedang berusaha mencari jalan keluar terbaik untuk seluruh rakyat Indonesia. Tak perlu mencari-cari kesalahan dan menjadikannya virus-virus kebencian yang menganggap semua hal yang dilakukan pemerintah salah. Jika itu terjadi, bukan hanya soal Covid-19 tapi  kita harus memakai vaksin anti kebencian untuk meredamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H