Mohon tunggu...
Kurnia Nasir
Kurnia Nasir Mohon Tunggu... Musisi - musikus jalanan

musikus jalanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajarlah Luruhkan Ego

7 Agustus 2019   09:14 Diperbarui: 7 Agustus 2019   09:24 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak di antara kita yang mengenal cerita tentang Nabi Ibrahim dan Ismail sebagai background kisah hari raya Qurban yang jatuh setiap tanggal 10 Dzulhijjah.  Dikisahkan bahwa Allah menuji kesetiaan nabi Ibrahim dengan menyuruhnya menyembelih anaknya Ismail.

Ismail amat dicintai oleh Ibrahim karena sampai masa tuanya dia tidak memperoleh anak dan akhirnya memperolehnya dari Siti Hajar.  

Permintaan Allah ini tentu saja amat berat bagi nabi Ibrahim. Namun dia tidak punya pilihan kecuali melakukan perintah Allah karena Ibrahim amat mencintai penciptaNya.

Apa yang dilakukan oleh Ibrahim adalah hal yang sangat luarbiasa. Perintah menyembelih anaknya adalah hal yang sangat luarbiasa dan tidak lazim dilakukan oleh orangtua. Apalagi semua orangtua mencintai anak-anaknya, dan tidak akan melepaskan jika disakiti oleh orang lain.

Karena itu fenomena patuh perintah Allah untuk menyembelih anak yang sangat dicintainya, adalah hal yang tak biasa dan aneh. Meskipun akhirnya Allah mengganti keberadaan anaknya itu dengan seekor domba.

Apa makna dibalik peristiwa Ibrahim dan Ismail bagi kita ? Di masa kini, ego sering terlihat dominan karena banyak kepentingan yang menyertainya. Seseorang ingin berpangkat tinggi maka dia menomorsatukan kinerjanya sehingga dia bekerja keras sekali dan melupakan kepentingan keluarga dan anak-anak.

Yang sering kita dengar sekarang adalah jika seseorang ingin mendapatkan satu proyek tertentu sehingga dia ingin meraih dengan cara apapun. 

Dengan kondisi seperti itu maka tak jarang seseorang harus melanggar aturan semisal menyuap atau menyogok pejabat berwenang sehingga  dia mendapat proyek tersebut. Jika ketahuan KPK akan menciduk jadi penyogok dan penerima sogokan akan dihukum.

Ego dan nafsu sulit dikendalikan apalagi itu berkenaan dengan kesenangan termasuk harta. Sang penyuap seperti contoh di atas adalah sesuatu yang paling sering kita temui akhir-akhir ini. Kesenangan pada harta dan nafsu untuk meraih kekuasaan adalah ego yang diumbar liar tanpa kendali.

Di sinilah pentingnya mengekang ego agar tidak hilang kendali. Seseorang harus mencapai kekuasaan tertinggi dengan cara yang benar dan tidak menghalalkan segala cara. Untuk memenuhi egonya seseorang harus meluruhkan egonya sehingga semesta dan Allahlah yang mengatur dan bekerja. Jika itu yang terjadi maka segala sesuatunya akan berjalan sesuaid engan ridha Allah.

Ini sama dengan konteks pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail. Yang dilakukan oleh mereka berdua adalah meluruhkan ego; keinginan sebagai bapak untuk tetap memiliki anaknya.  Dengan meluruhkan ego itu sama dengan nabi Ibrahim menyerahkan seluruh nafsu, ego dan kehidupannya kepada Allah. Inilah pelajaran terpenting dari hari Raya Qurban atau Hari Raya Haji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun