Mohon tunggu...
Kurnia Nasir
Kurnia Nasir Mohon Tunggu... Musisi - musikus jalanan

musikus jalanan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Indonesia Sebaiknya Bermuatan Perdamaian

21 September 2018   20:31 Diperbarui: 21 September 2018   20:45 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita tengok pendidikan di Indonesia, kita akan heran karena beban kurikulum yang sangat berat pada anak didik. Mereka harus belajar dari pagi sampai menjelang sore. Belum lagi pelajaran ekstra kurikuler yang harus mereka ikuti.

Begitu juga para pengajarnya  yang punya beban cukup berat. Karena selain mereka harus mengajar, mereka juga punya beban administrasi yang banyak dan melelahkan sehingga tidak sepat untuk mengerjkan hal lain di luar itu.  

Situasi itu nyata sekali bahwa kita sangat mengedepankan aspek kognitif dalam pendidikan. Padahal selain aspek kognitif , pendidikan seharusnya juga mengedepankan aspek moralitas dan perdamaian. Dua aspek ini makin penting mengingat kompleksitas persoalan yang harus kita hadapi sebagai bangsa dan warga masyarakat.  

Kita tahu bersama bahwa perdamaian kini jadi hal penting karena banyak pihak merasa bahwa perbedaan dan pengkotak-kotakan warga masyarakat tidak lagi relevan karena cenderung merugikan. Kondisi ini tidak saja secara nasional, tapi juga penting untuk skala internasional.

Dunia sekarang tidak akan mendukung peperangan atau konflik yang terjadi. Konflik di Suriah, diskriminasi di Myanmar, konflik di Palestina menjadikan tolok ukur bahwa bagaimanapun kondisinya , perdamaian adalah hal terutama yang harus diperjuangkan.

Perdamaian akhirnya juga termasuk dalam hal spesial setelah Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) memberi perhatian besar dengan menjadikannya sebagai peringatan dunia yang dilakukan oleh semua negara di bawah PBB. Pokok perhatian PBB soal perdamaian adalah karena konflik adalah akar dari semua peperangan yang terjadi. Dan dunia tak akan membiarkan sebuah konflik meluas dan membuat masyarakat dunia sengsara.

PBB juga sadar bahwa pendidikan perdamaian juga amat penting diberi perhatian dari semua pihak. Karena itulah pada tahun 2013, pendidikan perdamaian menjadi concern pokok dari PBB. Pendidikan perdamaian diyakini PBB adalah upaya pencegahan terjadinya konflik-konflik di dunia. Dengan pengajaran perdamaian, siswa atau pihak pihak terkait akan lebih sadar bahwa masyarakat sangat mendambakan perdamaian. Konflik adalah racun bagi perdamaian itu sendiri.

Karena itu sebenarnya dalam konteks Indonesia, pendidikan perdamaian bisa masuk dalam hidden kurikulum. Sama halnya dengan pengajaran soal persatuan, keberagaman , dan moralitas.

Di dalam hidden kurikulum itu siswa belajar peka soal sebab-sebab awal konflik seperti memperuncing perbedaan, bagaimana mereka mengelola ego etnis dan sadar bahwa keberagaman adalah hal penting dalam kehidupan bernegara.

Akhirnya kita harus sadar bahwa pendidikan adalah bukan soal kognitif semata tetapi juga pentingnya aspek nurani. Nurani mencakup rasa ingin damai, bersatu dan menghindari konflik. Karena itu memang penting untuk memasukkan muatan perdamaian dalam aspek pendidikan kita. Agar generasi muda sadar bahwa terwujudnya perdamaian dunia itu penting untuk kita semua. Demi kelangsungan generasi sekarang dan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun