Mohon tunggu...
Tias Wulansari
Tias Wulansari Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Di dalam kesulitan kemudahan pun beriringan :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Behaviorisme adalah Mencipta

30 September 2016   20:49 Diperbarui: 30 September 2016   21:49 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Behavorisme sering terdengar di kalangan para calon pendidik, pakar pendidikan, sosial, bahkan psikologi pun juga mengenal istilah ini. Istilah behaviorsime merupakan suatu paham tentang tindak-tanduk atau Aliran perilaku. Suatu teori yang dibawa oleh Ivan Pavlov dalam pengembangan teori belajarnya, ia menggunakan kata tersebut yang kita dikenal dengan teori belajar Behaviorisme. Dalam eksperimennya menyimpulkan bahwa terjadinya stimulus dan respon yang mempengaruhi pengkondisian seseorang. Hal ini pun juga berlaku untuk manusia. Berbicara tentang teori belajar, konsep belajar, berarti membicarakan manusia. Manusia dibekali jiwa dan akal, yang diperlukan sebuah interaksi selayaknya kodrat yang melekat dalam diri  sebagai makhluk sosial.

Akan tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir, berbeda dengan binatang. Binatang adalah juga makhluk yang dapat diberi pelajaran, tetapi tidak menggunakan pikiran dan akal budi. Ivan Petrovich Pavlov, ahli psikologi Rusia berpengalaman dalam melakukan serangkaian percobaan. Dalam percobaan itu ia melatih anjingnya untuk mengeluarkan air liur karena stimulus yang dikaitkan dengan makanan. Proses belajar ini terdiri atas pembentukan asosiasi (pembentukan hubungan antara gagasan, ingatan atau kegiatan pancaindra) dengan makanan. Proses belajar yang digambarkan seperti itu menurut Pavlov terdiri atas pembentukan asosiasi antara stimulus dan respons refleksif.

Stimulus diartikan sebagai dorongan dan  respon merupakan jawaban yang dihasilkan dari sebuah penguatan atau dorongan itu sendiri. Berangkat dari sebuah teori ini, dalam kegiatan manusia apapun bentuknya perlu adanya kedua hal tersebut. Perlu ditekankan tidak hanya sebuah pemberian berupa ceramah dari seorang ahli yang dikatakan stimulus. Namun hal tersebut  terjadi dalam setiap manusia, secara emosional dalam diri   seseorang memeilki stimulus yang mampu dirangsang yang bertujuan untuk mengasah kemampuan dalam diri. Seseorang mampu memunculkan stimulus secara positif atau negative, terletak pada kegunaan apa yang melekat pada diri. Bagaimana teknis seseorang tersebut memunculkan sebuah kepekaan dalam diri. Hal ini berpengaruh dalam pengambilan keputusan seseorang. Dan seharusnya manusia adalah mencipta, menciptakan sebuah keputusan dan bergerak atas keputusan tersebut. Sesuai peran manusia yang sesungguhnya sebagai ciptaan Tuhan dan social mampu berperan dalam keberlangsungan hidup sesama.

Keterkaitan antara penekakanan dalam perangsangan diri yang berperan aktif dengan menghasilkan perilaku. Al-Qur’an menjelaskan jelas dalam firmannya pertama kali diturunkan kepada utusan Allah SWT yakni Muhammad SAW.

ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ ١

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan

Dalam ayat ini jika melihat kata yang terkandung, bahwasanya  perintah pertama yakni membaca. Dimana kita bisa membaca. Jawabnnya dimanapun , apa yang kita baca? Apapun. Namun diditekankan bahwa asmaul husna yang pertama tercetus adalah kata “ خلق” , yang berarti menciptakan. Kita dianjurkan untuk menggunakan Stimulus internal kita yaitu berupa panca indera (mata, hidung, telinga, mulut) dan stimulus ekstenal (lingkungan) untuk mempergunakannya secara baik, sehingga respon yang berupa perilaku, dapat menghasilkan sesuatu yang bermaafaat. Bahawa dengan kegiatan membaca bisa menciptakan sesuatu, misalnya membuat tulisan yang inspiratif ,mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagainya. Sehingga perilaku yang terbentuk mampu memberikan respon baik terhadap kita selebihnya jika mampu memebrikan manfaat untuk sesama.

Batu, 25 September 2016

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun