Kunci penting prestasi akademik siswa sekolah dasar didominasi oleh kemampuan calistung (baca, tulis, dan hitung). Ibu Suyatni, S.Pd, salah satu guru yang mengampu di kelas I Sekolah Dasar di Yogyakarta mengatakan bahwa pada kenaikan kelas dari kelas I menuju kelas II tahun ajaran 2022/2023 presentase kecakapan membaca siswa hanya sebesar 40%. Padahal kemampuan membaca merupakan salah satu keterampilan yang harus dikembangkan oleh siswa usia sekolah dasar. Melalui membaca, siswa dapat lebih mudah untuk mengikuti pembelajaran. Keterlambatan membaca dapat menghambat hasil belajar kognitif mereka karena ketidakmampuan membaca dan memahami pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Menyadari pentingnya untuk meningkatkan kemampuan membaca di kelas I, maka harus dilakukan penelitian atau inovasi-inovasi terkini yang dapat membantu siswa agar lebih mudah belajar membaca. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah menggunakan metode Think Pair Share. Adapun dipilihnya metode Think Pair Share ini karena metode ini lebih mudah dimodifikasi dan disesuikan dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari siswa sehingga tidak mengganggu jadwal pembelajaran dan materi pembelajaran tetap dapat tersampaikan dengan baik. Metode Think Pair Share atau yang akan lebih sering disingkat TPS ini akan membantu siswa untuk saling berbagi informasi yang didapatkan sehingga siswa termotivasi untuk berani mempresentasikan hasil yang dipelajarinya di depan kelas.
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan pembelajaran yang menerapkan kemampuan berpikir siswa, bekerja sama secara berpasangan, dan berbagi informasi hasil dari diskusi dengan pasangannya. Metode ini mudah diterapkan karena konsep utamanya adalah berpikir, berpasangan, dan berbagi pengetahuan. Secara singkat metode dapat dijabarkan dengan langkah sebagai berikut.
- Pertama, siswa diberikan materi pembelajaran dan aktivitas pembelajaran. Kemudian guru dapat memberikan permasalahan atau lembar kerja.
- Kedua, siswa dapat duduk berpasangan untuk bekerjasama memecahkan soal yang diberikan oleh guru. Pada tahap ini, akan lebih efektif siswa dibagi secara acak tidak sesuai dengan kemampuan belajarnya agar mereka belajar bersama teman sejawat.
- Ketiga, siswa diminta untuk membagikan hasil diskusinya ke depan kelas untuk disimak siswa lain sehingga informasi dapat diterima secara penuh oleh siswa. Pada tahap ini, me mungkinkan siswa dapat memberikan umpan balik atau masukan kepada siswa yang sedang presentasi namun tetap dalam pengawasan guru agar hasil diskusinya tidak bias.
Ketika guru sedang mengajarkan cara membaca sebaiknya guru juga perlu menggunakan media yang menarik dan sesuai. Salah satu media pembelajaran yang mudah diinovasi adalah media kartu suku kata. Kartu suku kata atau syllables flashcard adalah kertas yang berisi gambar dan penggalan suku kata yang disajikan dalam bentuk kartu-kartu kecil sehingga siswa dapat melafalkan bacaannya membentuk suatu kata atau kalimat sederhana. Siswa dapat bermain menyusun kartu suku kata tersebut menjadi sebuah kalimat sederhana yang mudah dibaca. Dengan begitu, diharapkan motivasi siswa untuk belajar membaca menjadi tinggi dan kemampuan membacanyapun dapat meningkat.
Istyaning Sofwan Aji
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H