"Waktu di pantai, Mentari yang nolongin aku Bu?" tanyaku pada Ibu.
"Bukan mentari. Mentari pergi ke tempat yang lain. Yang nolongin kamu itu Dimas." Jawab Ibu mengagetkanku.
"Ibu pasti bohong."
"Dimas yang nolongin kamu. Waktu itu, dia liat kamu pingsan di pantai. Dengan cepat, dia segera bawa kamu ke rumah sakit. Untung aja ada dimas, kalo ngga ibu ngga tau lagi gimana ceritanya."
"Tapi Bu, aku masih ngga nyangka aja. Kenapa dia mau jauh-jauh dari cimahi ke pangandaran cuman buat jemput aku? Padahal, belum tentu saat itu aku ada disana. Aku kira dia orang yang ngga bisa dipercaya karena selalu ngadu ke Ibu, sela---"terpotong Ibu.
"Ngadu gimana maksud kamu?" Tanya Ibu.
"Dia kan yang bilang ke Ibu kalo aku ada di rumah Mentari waktu itu? Dia juga kan yang bilang ke Ibu kalo aku ketemu Mentari di caf bunga?"
"Itu bukan ulah dimas sayang, itu semua Mang Jaka yang laporan ke Ibu."
"Jadi selama ini bukan Dimas pelakunya?"
"Bukan."
       Selama ini, aku mengira bahwa Dimas orang yang ngga baik. Aku kira Dimas cuman pintar, dan punya sikap yang buruk. Kukira dia tak bisa dipercaya. Ternyata selama ini aku salah.