Mohon tunggu...
Tias Anatasya
Tias Anatasya Mohon Tunggu... Lainnya - always be kind

menyiapkan diri menjadi Masa Depan Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketika Aku 17 Tahun: Broken Home

16 Februari 2021   04:58 Diperbarui: 16 Februari 2021   06:12 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

              Aku mengambil handphone yang terletak di dalam laci lemariku. Menyalakannya dan segera menelpon Mentari.

"Halo?" suara mentari dari telpon.

"Mentari, aku udah beres les Nih. Hari ini jadi kan?" tanyaku dengan penuh semangat.

"Iya jadi." Jawabnya santai.

"Ahhh seneng banget." Ucapku

              Hanya dengan Mentari lah aku bisa sebahagia ini. Untuk saat ini, satu-satunya alasan mengapa aku bisa tersenyum adalah Mentari, bukanlah Ibu.

              Hari ini, aku akan pergi ke rumah Mentari. Disana akan datang sepupunya yang baru pulang dari Barcelona. Dia adalah seorang fotografer tingkat dunia. Siapa lagi kalo bukan Langit Malik Ibrahim.

              Sudah hampir 1 minggu Ibu tidak ada di rumah. Dia pergi ke Sydney untuk melakukan penelitian. Di rumah hanya ada aku, Pak Jaka (tukang kebun), Mba Darmi (ART), dan si orang baru, siapa lagi kalo bukan Dimas. Itulah sebabnya aku bisa dengan mudah pergi keluar dengan Mentari.    

"Rapih banget perasaan, mau kemana Wid?" Tanya Dimas.

"Bukan urusan kamu." Jawabku sinis.

"Aku anter ya?" Tanya Dimas sambil menghalangi jalanku.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun