Mohon tunggu...
Septia Nur Aini
Septia Nur Aini Mohon Tunggu... Guru - Ya Allah, mudahkanlah segala urusan kami.

Percayalah pada kemampuan dirimu!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PPG Prajabatan - Filosofi Pendidikan Topik 1 Eksplorasi Konsep

23 Januari 2024   13:21 Diperbarui: 23 Januari 2024   13:26 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Argumentasi Kritis


Pidato Ki Hadjar Dewantara diawali dengan pernyataan mengenai tiga bidang pekerjaan beliau yaitu 1. Perjuangan kemerdekaan nasional, 2. Perjuangan pendidikan, 3. Pejuang kebudayaan, yang disebut dengan istilah "tritunggal". Ki Hadjar juga menyampaikan bahwa setiap manusia memiliki empat unsur yaitu SBI (sifat, bentuk, isi, dan irama). Menurut saya antara Tritunggal dan SBI saling berkaitan satu sama lain terutama dalam bidang sejarah perkembangan pendidikan Indonesia. SBI sangat erat kaitannya dengan hubungan jaman dan kepribadian seseorang. Hingga disebutkan bahwa empat ukuran (SBI) sangat perlu untuk dipakai dalam mendapatkan nilai yang lengkap dan benar.


Cara penilaian dengan empat ukuran tersebut kiranya sangat relevan jika digunakan dalam jaman pendidikan masa kini. Ditengah gempuran arus modernisasi, globalisasi, dan westernisasi yang sangat sulit dihindari. Sifat merupakan pemberian alamiah Tuhan kepada setiap makhluknya yang diharapkan dapat dipergunakan untuk mempertinggi akal budi manusia. Bentuk merupakan kodrat alam yang menyebabkan adanya perbedaan jasmaniah. Isi merupakan ruang dan waktu yang tempat manusia berada dan terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan. Irama merupakan suatu hal yang harus benar-benar dipahami seorang manusia dalam melakukan berbagai tindakan dan bersedia menanggung segala konsekuensi yang ditimbulkan.

Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan pada masa kolonialisme Belanda sebenarnya sama sekali tidak memperhatikan pendidikan yang berbudaya. Pendidikan jaman Belanda hanya berorientasi pada hal -- hal yang bersifat materialistis dan pendidikan yang benar-benar mendidik intelektualitas siswanya hanya untuk kaum tertentu. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pendidikan pada masa itu tidak memasukkan unsur-unsur kebudayaan yang ada di kehidupan masyarakat. Dari sinilah beliau memiliki gagasan bahwa seharusnya pendidikan nasional tidak hanya berfokus pada pendidikan intelektual tetapi juga harus ada pendidikan kultural atau kebudayaan. Jangan sampai arah pendidikan nasional meniru sistem pendidikan Belanda yang berorientasi pada pendidikan intelektualis, materialis, dan kolonial.


Ki Hadjar Dewantara berpandangan bahwa pendidikan dan pengajaran Barat tidak boleh dianggap remeh. Karena pada waktu itu banyak ketertinggalam pengetahuan yang harus dikejar oleh pendidikan nasional. Walaupun pada kenyataannya sistem pendidikan yang berlaku pada masa itu masih dilakukan dengan sistem ke-Barat-an. Hal ini dapat dimaklumi karena memang Belanda lah yang mendirikan sekolah -- sekolah tersebut. Akan tetapi alangkah baiknya jika pendidikan nasional mulai dikolaborasikan dengan pendidikan kultural dan nasional, yang semuanya bertujuan untuk membangun akhlak dan budi pekerti berdasarkan nilai-nilai keluhuran bangsa Indonesia. Beliau juga memberi pesan bahwa "didiklah anak -- anak kita dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan jamannya sendiri". Hal ini tentunya memiliki makna yang mendalam bagi filosofi pendidikan Indonesia. Bahwa pendidikan juga harus menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Sehingga adanya perubahan -- perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan merupakan hal yang wajar.

Pendidikan harusnya memang tidak hanya berfokus pada aspek pengetahuan saja. Karena pendidikan dijalankan oleh manusia yang mempunyai akal. Pada sisi lain, akal merupakan hal utama yang mendasari munculnya kebudayaan yang mencakup banyak unsur kehidupan. Itulah mengapa pendidikan juga harus berdampingan dengan pelestarian nilai kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga pendidikan sebagai sarana pengetahuan juga sebagai agen pelestarian kebudayaan manusia yang luhur. Poin penting lainnya yang saya pahami dari pidato beliau adalah mendidik harus sesuai dengan perkembangan jaman. Karena manusia juga akan berubah sesuai dengan berjalannya waktu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun