Mohon tunggu...
Agung Tiariaji
Agung Tiariaji Mohon Tunggu... -

a Lifetime Learner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gunung Salak Endah

7 April 2015   10:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:26 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Libur Paskah Jumat 3 April 2015…long weekend yang tak mau saya sia-siakan. Tapi jauh sebelum itu, saya tak punya ide sama sekali hendak berlibur kemana bersama keluarga. Bila ke Bandung atau wilayah Puncak kuatir terkena macet, maka pergi ke pantai pun juga kuatir akan terlalu ramai oleh banyak pengunjung lain. Ah, pikir punya pikir akhirnya terbetik untuk ngeksplore daerah-daerah lain, semisal Bogor atau Sukabumi. Untungnya, seusai Jumatan ilham itu akhirnya datang. Untuk itu, saya putuskan untuk mendatangi daerah Gunung Salak Endah di Bogor, sebuah kawasan yang telah saya datangi berulang kali, bahkan sejak jaman SMA dulu kala masih doyan kemping di banyak Curug di sana.

Maka dengan persiapan seadanya, tepat jam 1 siang saya dan keluarga meluncur ke sana. Karena saya tinggal di Citayam – Depok, maka rute yang saya ambil adalah: Jalan raya Citayam, lalu jalan baru Kantor Kabupaten Bogor, selanjutnya masuk tol Sentul dan keluar kembali di pintu tol Sentul City. Dari exit pintu tol Sentul City, saya belok ke kanan lanjut terus untuk masuk tol Lingkar Luar Bogor dan keluar di pintu tol Kedung Badak. Dari Kedung Badak, berturut-turut perjalanan dilanjutkan melalui: komplek perumahan Yasmin - Kampus IPB Dramaga – ambil arah Leuwiliang - sampai menemui pertigaan Cibatok, kemudian belok ke kiri lalu terus hingga menemui pintu gerbang kawasan Gunung Salak Endah (GSE). Memasuki kawasan GSE, kita akan dikenai uang retribusi oleh para penjaga setempat. Tak jelas tarifnya berapa, yang jelas saya dimintai uang sebesar Rp. 45.000 untuk 1 mobil dengan 6 kepala.

Setiba di dalam kawasan GSE pada jam 4 sore (lama perjalanan kurang lebih 2,5 – 3 jam dari Depok), kita akan menemui ada banyak lokasi curug (air terjun) yang bisa didatangi, selain area perkemahan, kawah dan juga pemandian air panas yang letaknya berdekatan dengan pintu masuk kawasan. Curug-curug tersebut adalah: Cigamea – Seribu – Ngumpet II – Gua Lumut – Pangeran – Ngumpet I – Kawah Ratu – Cihurang dengan rata-rata biaya masuk curug antara Rp. 3.000 – 7.000/kepala.

[caption id="attachment_359454" align="aligncenter" width="600" caption="Curug Gua Lumut"][/caption]

Karena saya belum membooking tempat penginapan sebelumnya, maka saya terlebih dahulu perlu mencari penginapan. Di kawasan ini terdapat banyak kompleks Resort yang di dalamnya menyewakan villa-villa kecil atau pondokan baik untuk 1 keluarga maupun beberapa keluarga sekaligus. Dari yang harganya Rp. 400.000/pondokan hingga Rp. 3 Juta per malamnya. Atau kalau mau lebih hemat, dapat juga menyewa pondokan-pondokan milik warga setempat yang banyak bertebaran berhadap-hadapan dengan resort-resort tadi. Sekitar 15 menit saya berkeliling, akhirnya ada tempat layak buat keluarga menginap, namanya Kawah Ratu House. Resort ini lumayan strategis, selain letaknya bersampingan dengan curug Gua lumut (hanya 150 meter ke lokasi curug), di dalamnya terdapat area perkemahan keluarga, lapangan futsal/bulu tangkis, kids playground, kolam renang dan tentunya pemandangan ke lembah gunung Salak yang menakjubkan. Hanya saja sayangnya, pertamanan resort ini kurang terurus dengan banyaknya ilalang liar yang belum terpangkas rapih, serta tak adanya keran air panas dan tak ada breakfast.

[caption id="attachment_359456" align="aligncenter" width="600" caption="Suasana Kawah Ratu House"]

1428377424223169169
1428377424223169169
[/caption]

Secara umum kawasan GSE cukup ideal untuk pilihan berlibur keluarga. Bagi orang tua maupun anak-anak, banyak aktifitas outdoor (di luar penginapan) yang menyehatkan dapat dilakukan di sini. Pada pagi dan siang hari, dengan udaranya yang bersih dan sejuk (karena GSE merupakan kawasan pendakian, relatif sepi di bandingkan kawasan puncak), kita bisa berjalan-jalan/berlari/bersepeda naik-turun lembah atau curug, berenang di lokasi curug dengan air alami yang begitu jernih, family camping, memasuki hutan hujan alami, hingga mendaki kawah Ratu yang menantang. Sedangkan pada malam harinya, dengan udara dingin yang menusuk, kita bisa “nongkrong” di warung-warung sekitar, menikmati hangatnya kopi atau air jahe sembari ngobrol-ngobrol dengan sesama pengunjung di sana sambil menatap kerlap-kerlip lampu malam dari ketinggian kawasan GSE.

14283770602057482979
14283770602057482979

Menyangkut pilihan penginapan, saya menyarankan agar memilih tempat penginapan yang berada di sisi kiri dari jalan (arah naik), karena dari sisi inilah kita bisa dengan leluasa menikmati panorama lembah dan bukit dari tempat kita menginap. Selain itu, rata-rata resort di sini menyediakan kompor untuk kita memasak mandiri. karenanya, bawalah alat masak dan kebutuhan makanan secukupnya. Tidakkalah pentingnya, berangkatlah lebih awal untuk menghindari macet kala menuju lokasi GSE.

1428377528109472943
1428377528109472943

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun