Mohon tunggu...
Tiara Utari
Tiara Utari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Prefer to write rather than talk too much.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Korban Pelecehan Berkali-kali di KPI Pusat

10 Oktober 2022   19:49 Diperbarui: 10 Oktober 2022   19:52 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pelecehan Seksual banyak terjadi di dunia kerja. Korban tidak hanya terjadi pada kaum wanita, tapi juga terjadi pria. Hal ini dialami oleh pria berinisial MS seorang karyawan di KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) pusat. MS mengaku mengalami pelecehan sejak dari tahun 2012-2014 yang mana ia mulai bekerja di KPI dari tahun 2011. Puncaknya pada tahun 2015 MS dirundung dan dilecehkan ramai-ramai oleh rekan kerjanya yang menyebabkan korban trauma hingga jatuh sakit. Korban tidak hanya dirundung, melainkan juga dilecehkan secara verbal dan fisik bahkan ditelanjangi. Pada tahun 2017, korban mengirim email laporan ke KPAI akan tetapi mendapatkan balasan untuk terlebih dahulu dilaporkan ke pihak berwajib. Naasnya pada tahun 2019, korban melapor ke Polsek Gambir dan masalah tersebut dianggap remeh. Korban diminta untuk menyelesaikan kasus secara kekeluargaan dan melaporkan ke atasan. Korban kemudian dipindahkan ke ruangan lain yang dianggap aman padahal perundungan dan pelecehan tetap berlangsung. Kasus ini kemudian viral di twitter pada hari Rabu, 1 September 2021 yang diunggah oleh sebuah akun dengan username @mediteraniaq berupa screenshoot surat terbuka yang diduga ditulis korban untuk presiden Jokowi. Adapun salah satu pernyataan korban dalam surat tersebut adalah "Tolong Pak Joko Widodo, saya tak kuat dirundung dan dilecehkan di KPI, saya trauma buah zakar dicoret spidol oleh mereka." Korban bahkan malu saat bertemu istrinya di rumah. Ia merasa gagal menjadi seorang laki-laki dikarenakan perundungan yang dilakukan oleh rekan kerjanya yang bahkan telah mencoret-mencoret kelaminnya. Diduga pelaku berjumlah 7 orang. Terduga bahkan berencana melapor balik korban dengan tuduhan pencemaran nama baik. Ketika korban sudah berani bicara, beliau malah diancam soal UU ITE terkait tuduhannya kepada pelaku. Setelah kasus ini viral, barulah polisi melakukan proses penyelidikan. Pihak KPI juga telah melakukan langkah-langkah investigasi internal, dengan meminta penjelasan kepada kedua belah pihak. Dalam kasus ini, penulis melihat bahwa Bahwa Shihab sebagai salah satu tokoh penolakan terhadap kasus pelecehan seksual. Beliau aktif menyuarakan kasus ini di sosial medianya. Najwa dan tim bahkan mengundang ketua KPI untuk berdialog mengenai kasus ini di Mata Najwa. Namun saat sudah siap naik ke panggung, tiba-tiba beliau menolak untuk berdialog dengan pengacara MS lalu meninggalkan studio.

Kasus pelecehan dan perundungan tidak dapat dibenarkan baik pelakunya pihak yang berkuasa sekalipun. Diharapkan pinak berwajib melek tehadap kasus-kasus seperti ini dan tidak memandang remeh korban. Karena selain berpengaruh pada fisik, juga amat berpengaruh terhadap psikis korban. Selain itu, lingkungan kerja hendaknya juga dapat lebih memperhatikan korban dan pastikan hal ini tidak terjadi lagi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun