Saat ini, Kesehatan mental adalah topik yang paling diperbincangkan dan menjadi perhatian utama pada generasi milenial dan generasi Z. Komunitas dan banyak pihak telah bersuara dalam usaha mengatasi perundungan, eksploitasi hingga kesetaraan pada berbagai lingkup kehidupan.Â
Namun, disamping dari semua hal penting tersebut. terdapat beberapa isu yang sebenarnya perlu untuk menjadi perhatian publik, khususnya pada era digital saat ini. Selain obesitas, yaitu gejala kekurangan makan (Anorexia Nervosa) juga mengalami lonjakan. perlu peran dan peningkatan literasi digital dalam mengurangi dan mencegah fenomena tersebut agar tidak menjadi wabah di masa yang akan datang.
Standar kecantikan yang hadir saat ini, bukan hanya tercipta dari persepsi makmur dan sejahtera sebuah kelompok masyarakat tertentu. Sosial media, sudah mengambil alih penuh terhadap perkembangan dan persepsi masyarakat terhadap sebuah standar kecantikan. Standar kecantikan yang hadir saat ini juga didukung sebagai bentuk manifestasi seseorang terhadap figur ideal idolanya. hal tersebut akan mempengaruhi bagaimana sebuah kelompok masyarakat menjadi obsesi terhadap bentuk tubuh, dan diet untuk manifestasi tubuh yang ideal. Tidak jarang diantaranya, mengarah pada gangguan makan, seperti Anorexia nervosa dan Bulimia Nervosa. Sebagai usaha dalam mencegah fenomena tersebut, Literasi digital memiliki peran penting saat ini
Literasi tidak hanya merujuk pada sebuah kegiatan membaca atau menulis, namun jauh lebih luas daripada itu. Literasi adalah bentuk kegiatan, dimana seseorang dapat membaca, memahami, memilah, mencerna, hingga mengevaluasi sebuah informasi dan pengetahuan baru. Termasuk pada Literasi Digital, adalah proses seseorang dalam memilah, dan mengonsumsi konten, juga memberikan sebuah opini untuk dikonsumsi publik. Perlu adanya kemampuan pada diri setiap orang untuk menerima dan mengevaluasi informasi yang nantinya akan menjadi sistem algoritma konten sosial media. Dalam hal ini, adalah konten dan persepsi pada diet dan gaya hidup sehat. Sering kali sosial media menampilkan pola dan proses diet yang dilakukan oleh orang orang. Namun tanpa adanya literasi digital yang mumpuni dari kita terhadap konten tersebut, akan beresiko menjerumuskan kita pada masalah masalah pencernaan dan penyakit karena ketidakseimbangan diet. Sebagai sebuah masyarakat, perlu untuk mengelola diet mana yang paling ideal, dan dibutuhkan oleh tubuh kita, dan menghindari perilaku FOMO (Fear of Missing Out) pada konten konten diet yang dihadirkan. Tentu saja, sebagai seorang individu, juga perlu memahami, konten creator mana yang dapat dinilai memiliki kapabilitas dalam memberikan penyuluhan terhadap nutrients makanan. Misalnya dokter, ahli gizi, dan profesional lainnya sehingga dapat dipastikan keabsahannya.
Tentunya, Literasi digital tidak bisa terlaksana tanpa dukungan kesadaran pribadi dalam hidup bersosial media. Sosial media berperan menjadi wadah untuk melebarkan kesempatan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi lebih terbuka. Namun, tanpa sebuah kesadaran dan skill dalam berliterasi, sosial media akan menjadi momok yang akan menjerumuskan individu pada mimpi buruk dimasa depan. Maka, Berhati hatilah dalam menerima dan memberi informasi dalam bersosial media.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H