Nama : Tiara Trisna Putri
NIM : 1125143012
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Jurusan : Psikologi
TEMPO.CO,Jakarta- Materi kewirausahaan perlu ditanamkan di kurikulum pendidikan Indonesia. Menurut Dekan Sampoerna School of Education, Paulina Pannen, saat ini pendidikan wirausahaan hanya berhenti dalam pembuatan modul pembelajaran dan pengembangan usaha. Sedangkan yang menjadi inti dari jiwa wirausaha, seperti membentuk manusia kreatif dan inovatif, justru tidak tersentuh.
"Inilah yang menyebabkan wirausaha di Indonesia tidak berkembang," kata Paulina ketika di temui seusai pembukaan National Educators Conference 2012 di Jakarta, Selasa, 11 Desember 2012. Padahal, kata guru besar ini, semangat wirausaha ini merupakan bagian dari pembangunan karakter pendidikan yang harus terus dikembangkan.
Menurut Head of Human Development Unit of World Bank, Mae Chu Chang, pendidikan di Indonesia hampir tidak mendorong siswa untuk mengembangkan potensi mereka. Pendidikan di Indonesia cenderung mencegah siswa berani untuk mengambil risiko dan tidak menoleransi kegagalan. Inilah yang menyebabkan keuntungan wiraswasta tidak dikenal oleh para siswa.
Pengusaha Sandiaga Uno mengatakan, kewirausahaan harusnya sudah diterapkan sejak dini, misalnya melalui kurikulum pendidikan. Ia berharap, dengan ini, Indonesia bisa bersaing dengan negara lain. "Kita harus bertransformasi dari jago kandang menjadi nomor satu di dunia," kata Sandi, panggilan Sandiaga Uno.
Dosen IPB sekaligus pendiri sekolah karakter Indonesia Heritage Foundation, Ratna Megawangi, mengatakan, sekolah dan guru bertugas membangun karakter anak. "Menumbuhkan semangat kreatif, jangan malah membuat murid suka mengkopi guru," tutur Ratna. Perlu diajarkan juga, kata Ratna, murid bersaing tanpa menjatuhkan teman-temannya.
Melihat hal ini, dekan Paulina menuturkan, Sampoerna School bersama World Bank dan Mien R. Uno Foundation menggelar konferensi bagi para pendidik di Indonesia yang bertajuk "Membangun Semangat Kewirausahaan di Indonesia". Tujuannya, memberikan panduan dan pemahaman lebih mendalam terkait pentingnya membangun wirausaha sejak dini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah wiraswasta di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 1,56 persen dari jumlah penduduk Indonesia, atau 3,75 orang. Berdasarkan teori David McLelland, seorang sosiolog pembangunan, sebuah negara dapat dikatakan makmur bila jumlah pengusahanya mencapai 2 persen dari jumlah penduduk.
Saya setuju bahwa kurikulum pendidikan Indonesia saat ini perlu disisipkan materi tentang kewirausahaan, dan itu merupakan solusi yang tepat untuk dunia pendidikan dan dunia perekonomian di Indonesia saat ini. Siswa tidak hanya membutuhkan keahlian dalam bidang akademik saja agar dapat bersaing di dunia kerja ketika mereka lulus sekolah, melainkan juga keahlian dalam bidang non-akademik, salah satunya kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan diperlukan para murid yang kelak nanti akan terjun ke masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, dengan pembekalan materi kewirausahaan yang diberikan kepada para murid, dapat mengurangi jumlah pengangguran di kemudian hari, dan para siswa nantinya ketika terjun di masyarakat bahkan dapat membuka lapangan kerja baru bagi para pengangguran. Materi kewirausahaan perlu diberikan jam tersendiri, karena kewirausahaan tidak hanya menjadi sebuah buku modul pembelajaran yang diterangkan guru, melainkan praktek pembelajaran agar dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari . Saat ini, beberapa sekolah di Indonesia sudah memiliki koperasi sekolah, koperasi sekolah juga dapat dijadikan sebagai pembelajaran mendasar mengenai kewirausahaan di sekolah. Salah satu perguruan tinggi di Indonesia juga saat ini telah memfasilitasi para mahasiswanya dalam suatu UKM agar bisa memulai usaha dengan proses inkubator bisnis berdasar inovasi. Ada konsep pengembangan keilmuan berdasarkan riset, baru hasilnya diwirausahakan
Dari adanya pemberian materi kewirausahaan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, diharapkan dapat menciptakan penerus-penerus bangsa, yaitu para pelajar dari SD bahkan hingga Perguruan Tinggi, yang tidak hanya menjadi seorang pencari kerja saja, melainkan juga dapat menciptakan para pencipta lapangan kerja baru dan bisnis-bisnis baru yang dapat bersaing di dunia nasional maupun internasional. Selain itu, diharapkan juga agar terciptanya generasi-generasi yang kreatif dan inovatif dalam memajukan bangsa dan Negara ini, khususnya di bidang pendidikan dan ekonomi. karena kedua hal tersebut dapat menjadi tolak ukur suatu bangsa, apakah bangsa tersebut dapat dikatakan sebagi Negara maju atau tidak.
Hal yang akan saya lakukan untuk memajukan pendidikan di Indonesia adalah mendidik para generasi muda pintar di bidang akademik dan non-akademik. Selain itu, pendidikan moral dan karakter sangat perlu diajarkan untuk menciptakan generasi-generasi penerus bangsa yang pintar, berakhlak, dan berbudi pekerti yang baik. Individu yang kreatif dan inovatif juga sangat diperlukan untuk memajukan bangsa dan Negara Indonesia, oleh karena itu sejak dini para murid perlu juga diperkenalkan dengan dunia kewirausahaan, misalnya memperkenalkan dan mengajari mereka tentang koperasi sekolah dan mengadakan bazaar sekolah, dimana dalam 1 hari para siswa membuka usaha mereka masing-masing di sekolah dan menjual berbagai macam barang yang mereka ciptakan kepada para pembeli. Kewirausahaan juga dapat diperkenalkan oleh sekolah pertama anak, yaitu keluarga. Caranya dengan mengajarkan anak bagaimana caranya menghasilkan suatu karya yang dapat bernilai jual, misalnya membuat kerajinan tangan tas atau tempat pensil dari bahan-bahan yang dapat didaur ulang, membuat hiasan lampu, membuat gantungan kunci beraneka ragam bentuk dari lilin, dan lain-lain.
http://www.tempo.co/read/news/2012/12/11/078447418/Kewirausahaan-Perlu-Diajarkan-di-Sekolah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H