Mohon tunggu...
tiararositadewi
tiararositadewi Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Kebangsaan Republik Indonesia

-

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Inspirasi di Balik Squid Game: Kasus Kelam Korea Selatan Tahun 1982

11 Januari 2025   15:55 Diperbarui: 11 Januari 2025   16:14 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serial Netflix "Squid Game" berhasil mencuri perhatian dunia dengan cerita yang menggambarkan sisi gelap masyarakat. Tapi, tahukah kamu kalau serial ini terinspirasi dari kejadian nyata yang terjadi di Korea Selatan pada tahun 1982? Peristiwa itu dikenal dengan nama "The Brothers Welfare Center," sebuah kisah tragis tentang eksploitasi, penyalahgunaan kekuasaan, dan pengabaian hak asasi manusia.

Kisah Tragis di Balik "The Brothers Welfare Center

Semua bermula dari penculikan orang-orang oleh polisi, termasuk seorang anak berusia 12 tahun bernama Chung. Dengan alasan ingin membantu, para korban malah dipaksa bekerja keras dalam kondisi yang nggak manusiawi. Mereka juga mengalami penyiksaan fisik dan kehilangan hak-hak dasar mereka. Kejadian ini menunjukkan bagaimana kekuasaan bisa digunakan untuk menindas mereka yang lemah. Tidak hanya itu, para korban ini sering kali tidak memiliki akses untuk melaporkan penderitaan mereka, karena mereka diisolasi dari dunia luar.

Waktu itu, Korea Selatan lagi bersiap jadi tuan rumah Olimpiade 1988. Demi terlihat bersih dan tertib, pihak berwenang mengambil langkah ekstrem, termasuk memindahkan secara paksa orang-orang yang dianggap "tidak diinginkan." Kejadian ini mencerminkan bagaimana pemerintah lebih mementingkan citra dibandingkan hak asasi manusia. Langkah ini juga menimbulkan kritik tajam dari masyarakat internasional ketika kebenaran mulai terungkap, meskipun sebagian besar dunia tidak menyadari skala kejahatan ini saat itu.

Yang bikin miris, polisi yang seharusnya melindungi justru jadi pelaku utama. Mereka menggunakan kewenangan untuk menculik orang-orang. Ini jelas menunjukkan adanya korupsi sistemik dalam penegakan hukum. Penyalahgunaan kekuasaan ini juga jadi salah satu tema besar di "Squid Game," di mana garis antara keselamatan dan bahaya sering kali kabur. Dalam banyak kasus, para korban bahkan tidak tahu apa kesalahan mereka hingga mereka mendapati diri mereka berada dalam kondisi yang tidak manusiawi.

Korban-korban di "The Brothers Welfare Center" adalah orang-orang yang terpinggirkan, termasuk anak-anak seperti Chung. Peristiwa ini menyoroti bagaimana masyarakat sering kali gagal melindungi mereka yang paling lemah. Hal ini mirip dengan cerita di "Squid Game," dimana para peserta dianggap bisa dikorbankan demi hiburan. Fakta bahwa orang-orang ini dipilih karena mereka dianggap tidak akan "dirindukan" oleh masyarakat adalah cerminan suram dari bagaimana stigma sosial dapat menciptakan peluang untuk eksploitasi.

Selain menderita secara fisik, para korban juga mengalami trauma psikologis yang mendalam. Pengalaman mereka jadi bukti betapa eksploitasi semacam ini punya dampak jangka panjang. Banyak korban yang hingga dewasa masih mengalami kesulitan untuk mempercayai orang lain atau bahkan kembali ke kehidupan normal. Tema ini juga muncul di "Squid Game," di mana peserta menghadapi tekanan mental yang luar biasa. Ketika kepercayaan dihancurkan, proses penyembuhan menjadi perjalanan panjang yang penuh rintangan.

Pada masanya, masyarakat menganggap "The Brothers Welfare Center" sebagai lembaga yang sah. Padahal, kenyataannya jauh berbeda. Persepsi ini menunjukkan bagaimana propaganda bisa menutupi kebenaran. Dalam "Squid Game," ketidakpedulian serupa terlihat ketika masyarakat memilih menutup mata terhadap penderitaan peserta demi hiburan. Banyak dari mereka yang tidak mempertanyakan keabsahan permainan, karena lebih fokus pada keuntungan pribadi yang bisa diperoleh.

Meski kejahatan di pusat ini akhirnya terungkap, pelaku hanya menerima hukuman minimal. Ini mencerminkan sulitnya meminta pertanggungjawaban dari mereka yang berkuasa. Tema ini juga terasa di "Squid Game," yang menyoroti korupsi dan sistem yang terlibat. Para pelaku sering kali dilindungi oleh status sosial mereka, sehingga mereka lolos dari hukuman yang seharusnya setimpal dengan tindakan mereka.

"Squid Game" bukan sekadar hiburan, serial ini adalah cerminan realitas kelam yang pernah terjadi. Kasus "The Brothers Welfare Center" mengingatkan kita bahwa sejarah seringkali lebih mengerikan daripada fiksi. Lewat tema seperti eksploitasi, korupsi, dan ketidakpedulian masyarakat, baik kisah nyata maupun serial ini memicu diskusi penting tentang keadilan, kemanusiaan, dan tanggung jawab sosial. Dengan mengenang kisah seperti ini, kita diingatkan untuk lebih peka terhadap penderitaan orang lain dan berani menuntut perubahan agar sejarah kelam seperti ini tidak terulang lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun