Mohon tunggu...
Tiara Rahmawati Tiara
Tiara Rahmawati Tiara Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya memiliki hobi berolahraga dan suka dengan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ceria Belajar: Edukasi, Menyenangkan di Panti Asuhan Nurul Abdyadh

11 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 11 Desember 2024   19:35 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Data grafik Pretest & Posttest, 2024)

Proyek mengajar bernama “Ceria Belajar” dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang untuk pemenuhan tugas proyek mata kuliah Wawasan dan Praksis Sosial. Proyek ini telah dilaksanakan dengan sukses dan mendapatkan hasil yang cukup baik. Mahasiswa Universitas Negeri Malang dapat menarik perhatian para anak panti asuhan.

Anak-anak panti memiliki kekurangan minat belajar karena beberapa faktor. Dengan memberikan metode pembelajaran inovatif dan interaktif kini mereka telah semangat kembali dalam melakukan pembelajaran. Metode pembelajaran interaktif membuat pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan tidak membosankan dalam meningkatkan pemahaman materi pembelajaran.

Materi tersebut mencakup beberapa pembelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Matematika,PPKn, dan Sejarah di jenjang SMP. Materi pembelajaran yang diberikan oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) dapat di terima dan dipahami dengan baik. Hasil dari pembelajaran dapat dilihat pada grafik berikut. 

(Data grafik Pretest & Posttest, 2024)
(Data grafik Pretest & Posttest, 2024)

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perubahan yang cukup baik. Mulai dari mata pelajaran PPKn yang mengalami peningkatan sebesar 20% saat telah melakukan pretest dan posttest. Materi yang diberikan mengenai Norma & Keadilan dan Literasi Digital Dalam Kebhinekaan Bangsa.

Dalam mata pelajaran matematika terlihat adanya peningkatan yang besar. Materi yang diberikan yaitu mengenai diagonal, bangun datar, dan bangun ruang. Meski menggunakan materi yang tergolong mudah tetapi anak-anak panti belum menguasai materi tersebut, bahkan hampir tidak bisa mengerjakan. Penjelasan yang diberikan dapat di terima dengan mudah, sehingga pada pretest dan posttest terdapat peningkatan sebesar 40%.

Pada mata pelajaran sejarah, menunjukkan bahwa metode TTS(Teka-Teki Sejarah) dan tebak gambar tokoh yang digunakan cukup efektif dalam peningkatan kuantitas nilai anak-anak panti. Meski materi yang dikategorikan cukup sulit seperti alur penjajahan Belanda dan Jepang, kabinet masa orde baru, dan tokoh-tokoh berpengaruh pada kemerdekaan namun terjadi peningkatan sebesar 50% pada saat posttest.

Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, peningkatan terjadi sebesar 36% saat melakukan posttest. Ini menunjukkan adanya ice breaking dengan games membuat anak-anak yang sedang diajar tidak terpaku dan bosan. Sehingga meningkatkan efektifitas penyampaian materi yang cukup banyak dan rumit seperti prosedur teks dan puisi rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun