Mohon tunggu...
Tiara Oktaviana
Tiara Oktaviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halloo, saya seorang Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta Prodi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Perbedaan Pemahaman Antara Anak dan Orang Tua dalam Perspektif Kesehatan Mental

13 Januari 2024   12:40 Diperbarui: 13 Januari 2024   12:40 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Kesehatan Mental merupakan aspek penting dalam kehidupan setiap individu. Namun, seringkali terdapat perbedaan pemahaman antara anak dan orang tua mengenai masalah ini. Perbedaan generasi, pengalaman hidup dan perubahan sosial dapat mempengaruhi cara pandang kesehatan mental.  

Pemahaman mengenai kesehatan mental pada anak dan orang tua menjadi penting pada era modern ini dikarenakan pemahaman terhadap kesehatan mental seringkali menjadi titik perbedaan antara anak dan orang tua. Anak seringkali mengalami tekanan dari lingkungan sekitar, seperti tuntutan akademik, pergaulan dan media sosial yang bisa memepengaruhi kesehatan mental anak. Sementara itu, orang tua seringkali tidak memahami tekanan yang dihadapi anak saat ini.

Anak - anak mungkin memiliki pengertian yang berbeda tentang kesehatan mental dibandingkan orang tua. Anak - anak mungkin menganggap bahwa kesehatan mental hanya berkaitan dengan masalah yang berat, seperti depresi atau kecemasan. Di sisi lain, orang tua mungkin menganggap bahwa kesehatan mental berkaitan dengan semua aspek kehidupan, termasuk emosi, perilaku dan hubungan sosial.

Orang tua sering menekankan pentingnya kesehatan mental dan kekuatan dalam menghadapi tantangan, namun anak - anak mungkin lebih membutuhkan dukungan emosional dan keterbukaan untuk membahas masalah kesehatan mental. Perbedaan pemahaman ini dapat menciptakan kesenjangan komunikasi antara dua generasi tersebut. Berikut merupakan perspektif dari anak dan orang tua mengenai kesehatan mental :

Anak -- anak seringkali menghadapi tekanan dari berbagai aspek kehidupan, seperti tuntutan akademis, pergaulan sosial dan identitas diri. Pemahaman mengenai kesehatan mental seringkali diwarnai oleh tantangan -- tantangan ini. Menurut YoungMinds, sebuah organisasi kesehatan mental di inggris, sekitar 67% anak atau remaja merasa bahwa tekanan akademis berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Selain itu, stigama seputar masalah kesehatan mental juga menjadi hambatan dalam mencari bantuan, banyak anak atau remaja yang merasa takut untuk membicarakan masalah kesehatan mental mereka karena takut dijauhi atau dianggap "tidak normal" oleh teman -- teman mereka.  

  • Perspektif Orang Tua : Tantangan dalam Memahami Perubahan Generasi

Di sisi lain, orang tua seringkali dihadapkan pada tantangan memahami perubahan -- perubahan sosial dan tekanan yang di hadapi oleh anak -- anak mereka. Generasi muda saat ini tumbuh dalam lingkungan yang berbeda dengan generasi sebelumnya, termasuk paparan terhadap media sosial dan tekanan yang lebuh kompleks dalam kehidupan sehari -- hari. Hal ini dapat membuat orang tua kesulitan memahami sepenuhnya perjuangan kesehatan mental yang dihadapi oleh anak -- anak mereka. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Psychology and Psychotherapy, sebagian besar orang tua merasa kurang percaya diri dalam mengidentifikasi tanda -- tanda depresi pada anak -- anak mereka.

Pentingnya Komunikasi Terbuka 

Dalam konteks perbedaan pemahaman ini, komunikasi terbuka antara anak dan orang tua memegang peranan krusial. Anak perlu merasa di dengar dan di dukung dalam mengungkapkan perasaan serta masalah kesehatan mental yang mereka hadapi. Di sisi lain, orang tua perlu membuka diri untuk memahami perubahan -- perubahan yang terjadi dalam kehidupan anak -- anak mereka serta belajar untuk mendengarkan tanpa menghakimi. Menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, mendengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi adalah langkah pertama yang penting dalam membantu anak mengatasi masalah kesehatan mental.   

Gangguan mental juga dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stress, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan dan memicu hasrat untuk melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri. Oleh karna itu, penting bagi orang tua untuk memahami tanda - tanda gangguan mental pada anak, seperti perubahan perilaku, perubahan mood dan kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain.

Terdapat beberapa kesulitan yang harus dihadapi orang tua dalam membentuk kesehatan mental anak, seperti latar pendidikan, tingkat ekonomi orang tua, pekerjaan orang tua dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu, perlu adanya peran keluarga dalam membentuk kesehatan mental anak. Anak juga seringkali mengalami quarter life crisis yaitu kecemasan dan ketidakpastian mengenai masa depan pada usia 25 tahun, hal ini juga dapat mempengaruhi kesehatan mental anak.

Kampus atau sekolah juga dapat memberikan pengalaman yang tak dapat diperoleh di tempat lain, seperti organisasi yang dapat melatih anak untuk melawan korupsi, pelanggaran hak asasi manusia dan membela mereka yang ditindas. Hal ini dapat membantu anak untuk memahami nilai - nilai kemanusian dan memperkuat kesehatan mental anak - anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun