Mohon tunggu...
Tiara Muthi
Tiara Muthi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswi SMK Setia Negara

Lagi bingung sama masa depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bentala

19 Februari 2023   21:17 Diperbarui: 19 Februari 2023   21:28 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagiku, engkau adalah rangkuman alam raya.
Yang mengajariku tentang tawa dan luka.
Mengajakku mengangkasa lalu hilang seketika.
Sebelum kaki ini sempat menapak bentala.

Sosok mu masih terasa hadir di sisi.
Dalam mimpi kau berjanji takkan pernah pergi.
lalu aku terbangun dengan setengah membenci.

Garis hidup yang tanpa peringatan terhenti.
Mungkin bagimu terlalu kecil bumi kita.
Hingga mencari dunia yang lebih besar untuk berkelana.
Kau berkata bahwa tanpamu hidup akan baik-baik saja.

Namun bolehkah sekali ini aku nelangsa?

dan aku menabur bunga di atas pusaramu.
dan aku memunguti serpihan hati.
dan aku tersenyum menatap warisanmu.
dan engkau selalu yang terindah.

kemarin
kini dan nanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun