Mohon tunggu...
Tiara Merdika
Tiara Merdika Mohon Tunggu... Freelancer - a stoic

Because words are energy

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

4 Cara Menghentikan Kebiasaan Menyalahkan

14 Maret 2022   09:35 Diperbarui: 14 Maret 2022   09:51 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: pexels.com/@werner-pfennig

Pernahkah pimpinan atau rekan kerja menyalahkanmu untuk tanggung jawab mereka? Tentu sangat menjengkelkan jika berada di lingkungan kerja yang toxic.

Seorang psikolog, Gottman menyatakan bahwa perilaku yang paling merusak dalam sebuah hubungan adalah menyalahkan. Hal ini dapat mencakup kritik, penghinaan, pembelaan diri dan penghalang. Dalam lingkungan kerja, budaya ini dapat merusak produktivitas dan kualitas kerja.

Mengambil satu contoh; tim kamu telah menyelesaikan sebuah proposal dan telah dikirimkan ke klien melalui email. Tiga hari kemudian kamu mendapatkan balasan dari klien bahwa mereka sangat tertarik dengan tawaran yang telah dipaparkan, tetapi mereka tidak dapat menemukan kecocokan dalam dokumen pendukung sehingga mereka menolak proposal tersebut.

Kamu marah kepada tim dan menyalahkan mereka karena kurang teliti dalam memeriksa dokumen pendukung. Kira-kira apa yang akan mereka pikirkan tentang kamu? Mereka mungkin akan berpikir bahwa kamu tidak dapat menghargai kerja tim, di sisi lain hubungan kamu dengan mereka mungkin akan merenggang.

Bagaimana cara menghentikan kebiasaan menyalahkan? Berikut terdapat 4 langkah yang dapat dilakukan untuk berhenti menyalahkan satu sama lain.

1. Menyebarkan dampak fisiologis dari menyalahkan

Untuk menghentikan budaya menyalahkan, kita perlu menyadari dan menyebarkan bahwa efek fisiologis yang diberikan sangat berbahaya. Menyalahkan adalah mekanisme pertahanan diri yang mengarah pada pola pikir negatif. Hal ini menunjukkan ketidakberdayaan, pesimisme dan kemarahan.

Saat kita menyalahkan orang lain, kita menyangkal tanggung jawab kita dan seolah bertindak sebagai korban. Menurut Biological Psychology, pemikiran negatif ini dapat menyebabkan peningkatan rekativitas stress dan penuaan sel yang dipercepat dengan meningkatkan kortisol dan alfa-amilase, dua indikator stres yang dapat diukur dalam tubuh. 

Namun, ketika sikap meyalahakn tersebut diganti dengan tanggung jawab dan akuntabilitas, maka hal ini mengarah pada pola pikir positif seperti kepercayaan diri.

Dalam Habits of a Healthy Brain , Loretta Graziano Breuning, Ph.D. menemukan bahwa kita dapat melatih otak kembali dengan berpikir positif yang dapat meningkatkan hormon Dopamin, Oksitosin, Serotonin, dan Endorfin yang membuat kita bahagia.

2. Berhenti menyalahkan satu sama lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun