Mohon tunggu...
Tiara Margaretta
Tiara Margaretta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/S1 Akuntansi/Fakultas Ekonomi Bisnis/Universitas Mercu Buana

Halo semua, Saya Tiara Margaretta Sihotang, NIM (43222010086) S1 Akuntansi di Universitas Mercu Buana Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Mata kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram Pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

26 November 2024   22:57 Diperbarui: 26 November 2024   22:58 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.canva.com/design/DAGT_ojKau4/4CH1PuPSLkw1B0pRmRyHSg/edit?utm_content=DAGT_ojKau4&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=shar

Konsep pangawikan pribadi mengajarkan pentingnya mindfulness atau kesadaran penuh di tengah kehidupan modern yang serba cepat. Ketika seseorang mampu "hidup di saat ini," ia tidak akan terlalu terganggu oleh tekanan masa lalu atau ketidakpastian masa depan. Prinsip ini membantu seseorang untuk hidup lebih tenang, penuh rasa syukur, dan tidak terjebak dalam keinginan yang tidak perlu.

Dengan memahami saiki, ing kene, lan ngene, manusia dapat menjalani kehidupan yang lebih sederhana, damai, dan bermakna.

canva diolah pribadi
canva diolah pribadi

Tujuan Pangawikan Pribadi:

Pangawikan Pribadi adalah ajaran Ki Ageng Suryomentaram yang berfokus pada pengendalian diri melalui pemahaman yang mendalam tentang keinginan manusia. Dalam konteks ini, pangawikan pribadi bertujuan untuk mengendalikan tiga dorongan utama manusia, yaitu semat, derajat, dan kramat, yang sering kali menjadi sumber penderitaan jika tidak terkendali.

1. Semat: Kekayaan, Kesenangan, dan Keenakan

Semat adalah keinginan untuk memiliki materi, kenyamanan, dan kebahagiaan fisik.

  • Makna: Keinginan ini meliputi hasrat untuk mendapatkan kekayaan (uang, harta benda), keenakan (kemudahan hidup), serta kesenangan (kesenangan fisik maupun emosional).
  • Potensi Masalah: Ketika semat menjadi tujuan utama hidup, manusia cenderung menjadi serakah, tidak pernah puas, dan terus merasa kurang. Hal ini dapat menyebabkan stres, kecemburuan, bahkan konflik.
  • Pengendalian: Dengan memahami hakikat semat sebagai sesuatu yang sementara, seseorang belajar untuk hidup sederhana, menghargai apa yang dimiliki, dan tidak menjadikan materi sebagai pusat kebahagiaan.

2. Derajat: Keluhuran, Kemuliaan, dan Kebanggaan

Derajat mengacu pada keinginan untuk diakui sebagai orang yang mulia, luhur, dan penting di mata orang lain.

  • Makna: Keinginan ini muncul dalam bentuk kebanggaan akan status, pencapaian, atau kemampuan. Misalnya, ingin dikenal sebagai orang sukses, pintar, atau berprestasi.
  • Potensi Masalah: Ketika seseorang terlalu terobsesi dengan derajat, ia rentan menjadi sombong, iri hati terhadap keberhasilan orang lain, dan merasa rendah diri jika tidak mendapatkan pengakuan. Hal ini dapat menciptakan ketidakbahagiaan yang terus-menerus.
  • Pengendalian: Memahami bahwa derajat sejati tidak tergantung pada pandangan orang lain, melainkan pada kualitas diri seperti integritas, kebaikan, dan ketulusan. Pengendalian ini membantu seseorang untuk tidak terlalu memikirkan penilaian eksternal.

3. Kramat: Kekuasaan, Kepercayaan, dan Penghormatan

Kramat adalah keinginan untuk dihormati, dipercaya, dan memiliki kekuasaan atau pengaruh atas orang lain.

  • Makna: Kramat sering kali diwujudkan dalam bentuk keinginan untuk menjadi pemimpin, orang yang dihormati, atau tokoh yang memiliki otoritas.
  • Potensi Masalah: Ketika keinginan ini menjadi berlebihan, seseorang dapat menjadi otoriter, haus pujian, dan kecewa jika tidak mendapatkan penghormatan dari orang lain. Hal ini dapat merusak hubungan sosial dan menciptakan konflik.
  • Pengendalian: Menyadari bahwa penghormatan sejati tidak datang dari posisi atau status, melainkan dari sikap rendah hati, kepedulian terhadap orang lain, dan kontribusi positif kepada masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun