Mohon tunggu...
Tiara Margaretta
Tiara Margaretta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/S1 Akuntansi/Fakultas Ekonomi Bisnis/Universitas Mercu Buana

Halo semua, Saya Tiara Margaretta Sihotang, NIM (43222010086) S1 Akuntansi di Universitas Mercu Buana Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Mata kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TUGAS - Diskurs Gaya Kepemimpinan Menurut Pandangan Aristotle

25 Oktober 2024   00:20 Diperbarui: 25 Oktober 2024   00:20 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengenalan diri adalah langkah awal yang sangat penting dalam proses pengembangan kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik harus memahami kekuatan dan kelemahan diri mereka sendiri. Dengan mengenali diri sendiri, pemimpin dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memimpin dengan efektif. Pengenalan diri juga membantu pemimpin dalam mengelola emosi dan reaksi mereka dalam situasi yang menantang. Pengembangan kebiasaan baik juga merupakan aspek yang krusial dalam kepemimpinan. Kebiasaan baik, seperti disiplin, konsistensi, dan komitmen terhadap tujuan, akan membentuk karakter pemimpin yang kuat. Pemimpin yang memiliki kebiasaan baik tidak hanya akan menjadi contoh yang baik bagi anggota tim, tetapi juga akan menciptakan budaya positif di dalam organisasi. Kebiasaan baik membantu pemimpin untuk tetap fokus pada visi dan misi, serta mendorong anggota tim untuk melakukan hal yang sama.

  • Disiplin dan Kebebasan

Disiplin adalah salah satu pilar penting dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin yang disiplin akan mampu mengatur waktu dan sumber daya dengan baik, serta menetapkan prioritas yang jelas. Disiplin memungkinkan pemimpin untuk tetap konsisten dalam tindakan dan keputusan mereka, bahkan di tengah tekanan. Dalam konteks ini, disiplin bukanlah penghalang terhadap kebebasan, tetapi justru merupakan fondasi yang memungkinkan kebebasan untuk berkembang. Kebebasan dalam kepemimpinan berarti memberikan ruang bagi anggota tim untuk berinovasi dan berkontribusi dengan cara mereka sendiri. Pemimpin yang disiplin akan menciptakan lingkungan di mana kreativitas dapat tumbuh, sambil tetap memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai. Dengan menyeimbangkan disiplin dan kebebasan, pemimpin dapat mendorong anggota tim untuk mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas pekerjaan mereka.

  • Kemampuan Menjadi Pengikut yang Baik Sebelum Menjadi Pemimpin

Sebelum menjadi pemimpin yang efektif, penting bagi individu untuk memahami peran sebagai pengikut. Kemampuan untuk menjadi pengikut yang baik adalah kualitas yang sering kali diabaikan, padahal sangat penting dalam pengembangan kepemimpinan. Seorang pengikut yang baik tidak hanya mendukung pemimpin, tetapi juga aktif berkontribusi dalam mencapai tujuan bersama. Menjadi pengikut yang baik berarti memiliki sikap terbuka untuk belajar dari pemimpin dan rekan-rekan. Ini juga mencakup kemampuan untuk memberikan masukan yang konstruktif dan berkolaborasi dengan baik dalam tim. Pengalaman sebagai pengikut memberikan wawasan yang berharga tentang apa yang diperlukan untuk memimpin dengan baik. Dengan memahami dinamika tim dan tantangan yang dihadapi, individu dapat mengembangkan keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang efektif di masa depan.

  • Kesabaran dan Ketekunan

Kesabaran adalah kualitas yang sangat penting dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin yang sabar mampu menghadapi tantangan dan hambatan tanpa kehilangan fokus pada tujuan jangka panjang. Kesabaran memungkinkan pemimpin untuk tetap tenang dalam situasi yang sulit, memberi mereka waktu untuk merenung dan mengambil keputusan yang bijaksana. Dalam konteks ini, kesabaran bukan hanya tentang menunggu, tetapi juga tentang mengelola emosi dan reaksi terhadap situasi yang tidak terduga. Ketekunan, di sisi lain, adalah komitmen untuk terus berusaha meskipun menghadapi rintangan. Pemimpin yang tekun tidak mudah menyerah dan selalu mencari cara untuk mengatasi masalah. Ketekunan mencerminkan dedikasi dan tanggung jawab, yang penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam ajaran Aristotle, kesabaran dan ketekunan adalah bagian dari pengembangan karakter yang diperlukan untuk mencapai kebajikan dan etika yang tinggi dalam kepemimpinan.

  • Keberanian dan Kesenangan dalam Pekerjaan

Keberanian adalah elemen penting lainnya dalam kepemimpinan yang efektif. Seorang pemimpin yang berani akan siap menghadapi risiko dan mengambil keputusan yang sulit, terutama dalam situasi krisis. Keberanian tidak hanya berarti mengambil tindakan, tetapi juga memiliki keyakinan untuk mempertahankan nilai-nilai dan prinsip yang diyakini. Dalam konteks ini, keberanian menjadi landasan bagi pemimpin untuk berinovasi dan mendorong perubahan yang positif dalam organisasi. Kesenangan dalam pekerjaan juga merupakan aspek yang tidak kalah penting. Aristotle menekankan bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan semangat dan kesenangan akan menghasilkan hasil yang lebih baik. Ketika pemimpin menikmati apa yang mereka lakukan, mereka akan lebih termotivasi dan mampu menginspirasi anggota tim untuk melakukan hal yang sama. Kesenangan dalam pekerjaan menciptakan lingkungan yang positif dan produktif, di mana kreativitas dan kolaborasi dapat berkembang.

Handoko/Istimewa
Handoko/Istimewa

Kesimpulan

     Kepemimpinan yang efektif merupakan kombinasi dari berbagai karakter dan nilai yang mendasarinya, seperti yang dipaparkan dalam pemikiran Aristotle. Dalam konteks ini, beberapa elemen kunci muncul sebagai fondasi untuk membangun seorang pemimpin yang baik. etika kepemimpinan menurut Aristotle menekankan pentingnya karakter, nilai-nilai, dan proses dalam mencapai hasil yang berkelanjutan. Pemimpin yang mampu mengintegrasikan kesabaran, ketekunan, keberanian, kesenangan dalam pekerjaan, dan pengenalan diri akan mampu membangun tim yang kuat dan resilien, serta menciptakan dampak positif bagi organisasi dan masyarakat. Dengan demikian, kepemimpinan yang efektif tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada perjalanan dan nilai-nilai yang mendasarinya .Dalam konteks yang sudah modern, penerapan pemikiran Aristotle tentang etika kepemimpinan sangat relevan. Di tengah tantangan yang terus berkembang dalam dunia bisnis dan organisasi, pemimpin yang mampu menyeimbangkan berbagai aspek karakter dan nilai ini akan lebih siap untuk menghadapi kompleksitas yang ada.

Dafar Pustaka

Apollo, Prof. (n.d.). Diskursus Leadership Aristotle. Dokumen pribadi.

Aristotle. (n.d.). The Nicomachean Ethics. (Trans. W.D. Ross). Diakses dari [sumber online jika ada].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun