Buat temans yang berlokasi di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat (Jabar) sekitarnya, eh atau temans yang berniat mau liburan ke Garut, ku mau sedikit berbagi cerita nih, pengalaman berlibur 2D1N di Kota Intan, Garut.
Hmmm..memang sih 2D1N itu bentar (ya iya lah kalau mau lama mah pindah rumah aja yak sekalian..hehe), tapi lumayan kok menghibur dan menyenangkan.
Jadi temans, kami berangkat selepas subuh, dengan pertimbangan harus membelah tol cikampek yang super duper sibuk kendaraan yang lewatnya. Apalagi sekarang juga masih on progress pembangunan jalan layang tol, proyek kereta cepat Bandung-Jakarta dan lrt, makin mantap deh padatnya cikampek.
Nah, kami berangkat sekitar pukul 04.40 dari kota belimbing (kira-kira kota apa ya...hehee. Pokoknya tetangga Jakarta deh). Lalu, rehat 1 kali di km 88 dan kami keluar tol pasteur dulu cari sarapan (alasan juga sih, padahal mah pengen ke Bandung). Oh ya, sebelum cerita tentang Garut-an, ku mau sedikit berbagi pilihan sarapan di Bandung yang murmer tapi rasanya, teteup endeess..
Kami memilih lontong sayur padang di DU, sama teh telor jeruk lemon.. Rasanya ok di perut ok juga di dompet. Sebenarnya nggak jauh dari situ ada tempat makan khas padang yang cuco juga, Mande Kanduang namanya (dendeng basah-nya uenak). Tapi kan ya masa udah makan lontong mau makan nasi padang...(bisa- bisa pulang liburan, terus melesat jauh ke kanan mulu itu jarum timbangan Haha).
Nah, sehabis sarapan karena mau beli lumpiah basah rempong, akhirnya kami muter bentar ke alun-alun, karena ada yang mau dicari juga. Sekitar jam 11, jalanlah menuju tujuan, Garut.
Nggak terlalu jauh dari Bandung, sekitar jam 12.15-an ku dan keluarga kecil (tapi badannya yaa lumayan udah pada lebar..hehee) tiba di kota Garut-nya. Nah, karena belum waktunya check in, kami memilih mencari khas Garut dengan berkunjung ke sentra kerajinan kulit Garut. Tempat kerajinan kulit ini sudah cukup terkenal, konon katanya sampai sudah terkenal sampai mancanegara.
Didukung penuh oleh kekuatan mbah gugel, kami sampai di sentra kerajinan kulit Sukaregang. Ternyata, mbah gugel kasih petunjuk lewat jalan atas, bukan jalan utama yang jalan Jend. A. Yani. Tak apalah ternyata lewat atas (lupa nama jalannya) nggak padat banget kaya jalan jend. A. Yani.
Bahkan lewat rumah warga, yang ku sempat ragu juga, bener nih nyampe sukaregang.. kok ya gak ada toko-toko apa gitu. Tapi di ujung jalan pas kami masuk sudah ada gapura yang jelas bilang sentra kerajinan kulit. Jadi ya nggak salah, cuma mungkin kurang sabar aja ya dikit.. (hehehee).
Nah nggak lama mulai muncul toko-toko pinggir jalan yang tentu menjual kerajinan kulit seperti tas, jaket, dompet, dan lain-lain. Sejenak menepi di jalan, ku nggak sengaja baca (padahal emang tuh mata nyisir satu-satu papan nama) ada Sukaregang Leather Center. Mendekat dan belok lah kendaraan kami daaann jeng..jeng..jeng... ini dia yang sering ku lihat di foto-foto si mbah (gugel). Untuk masuk mobil dikenakan tarif 5000 ya (Des 18) sekali parkir.
Muter-muter dan ya ternyata emang di sini harganya lebih murah dibanding ku lihat yang jualan daring. Cuma ya kadang suka ada toko yang kasih harga untuk ditawar. Kita kudu keluarkan jurus nawar. Tas nya si lumayan lah kalau buat ganti-ganti aja mah. Kualitasnya juga bervariasi sesuai dengan harganya. Ada ya yang standar banget, standar, lumayan, dan bagus (udah kaya UMKM yang jual daring punya merk lokal).